MANADO – Di balik pandemi virus korona (Covid-19) yang sementara melanda Indonesia dan dunia, sejatinya banyak hal yang bisa dipetik dan dijadikan sebagai pembelajaran oleh masyarakat dalam menjalani hari-hari yang sulit ini.

Dengan adanya pemberlakuan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, masyarakat bisa lebih memiliki waktu luang untuk melakukan banyak kegiatan yang mungkin sebelumnya hanya bisa dilakukan diakhir pekan.

Selain itu juga, menurut Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT), Preysi Sherly Siby, dengan adanya himbauan pemerintah agar tetap berada di rumah, masyarakat bisa mempunyai lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan anggota keluarga.

“Banyak hal yang bisa kita lakukan, hal yang mungkin dulunya tidak pernah terjadi. Pada saat pandemi ini kita 24 jam bersama istri, anak, suami bahkan dengan orang tua, itu akan menjadi momen yang luar biasa berharga,” unngkapnya kepada SINDOMANADO.COM, Senin (20/4/2020).

Lanjut Ketua Pokja I TP PKK Provinsi Sulut itu, masyarakat juga bisa memanfaatkan waktu luang ini untuk melakukan banyak kegiatan seperti memasak dan mencoba beragam menu baru hingga bercocok tanam secara sederhana dipekarangan rumah yang tak menutup kemungkinan bisa menjadi usaha sambilan dalam membantu perekonomian keluarga.

“Misalnya menanam cabe, dan sayur-sayuran, saya sudah mencoba sendiri walaupun bukan kompetensi saya di situ, tetapi menjadi kepuasan tersendiri dimana saya bisa mengembangkan skill lain yang sebelumnya saya tidak pernah lakukan, jadi banyak sekali hal yang bisa kita lakukan,” beber Preysi

Namun, dirinya juga menyadari bahwa ketika terlalu lama berada dirumah, masyarakat terkadang merasa jenuh dan bosan, dimana hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental, oleh sebab itu, kata Preysi, masyarakat harus menjaga betul kesehatan mental agar bisa melewati masa-masa sulit ini.

“Hal yang harus kita lakukan ialah memahami secara benar apa yang sedang kita alami saat ini, kenapa kita harus dirumahkan, jangan sampai kita justru bergerutu, terus kita merasa bahwa ini keputusan yang salah, itu sangat berpengaruh terhadap mental,” jelas wanita yang juga Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) ini.

Sehingga kata Preysi, hal paling bijaksana yang dapat dilakukan oleh masyarakat pada saat ini ialah menjalankan program dan aturan dari pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.

“Dan tetap bersyukur dalam keadaan apapun itu juga sangat berpengaruh terhadap mental dan imun tubuh kita. Kita harus terus berharap dan yakin bahwa pandemi ini akan berlalu, ini tidak selamanya seperti ini, tapi ini memerlukan waktu untuk selesai,” tukasnya. (Fernando Rumetor/tr-02)