KARACHI – Angkatan Laut Rusia , China dan negara-negara NATO ambil bagian dalam latihan tempur bersama pada pekan ini yang difasilitasi Pakistan. Beberapa negara lain, termasuk Indonesia, juga mengirim delegasi dalam latihan tersebut.

Momen latihan tempur bersama itu menjadi pemandangan langka karena hubungan antara negara-negara NATO dengan Rusia dan China sedang kaku. Dalam latihan gabungan yang diselenggarakan Pakistan, mereka mendapat kesempatan untuk bekerja sama.

Latihan AMAN-21 [Perdamaian-21], dimulai pada Jumat (12/2/2021) di Karachi dan Laut Arab. Ini adalah pertama kalinya kapal perang Rusia dan beberapa anggota NATO latihan tempur bersama sejak 2010. Ini juga menjadi momen pertama kalinya pasukan AS dan China bekerja sama sejak Presiden Amerika Joe Biden mulai menjabat bulan lalu.

Komandan militer Pakistan, Laksamana Muda Naveed Ashraf, mengatakan bahwa latihan tersebut adalah tentang menjembatani celah dan memungkinkan untuk beroperasi bersama demi mencapai tujuan bersama. Komponen utama dari latihan juga mencakup patroli anti-pembajakan bersama yang dijalankan beberapa negara di Teluk Aden dan Samudra Hindia.

Beberapa kapal China yang ambil bagian termasuk kapal perusak berpeluru kendali Type 052D; Guiyang, fregat berpeluru kendali Type 054A; Zaozhuang, dan kapal suplemen komprehensif Type 903A; Dongpingh. Dari Rusia, kapal patroli Project 22160; Dmitry Rogachev, dan fregat kelas satu; Admiral Grigorovich, ikut ambil bagian.

Media China, Global Times, melaporkan latihan tersebut memiliki dua bagian. Pertama di darat, yang terdiri dari Konferensi Maritim Internasional dan seminar, kunjungan ke kapal Angkatan Laut lain, dan demonstrasi dalam kontra-terorisme maritim. Keduadi laut, di mana Angkatan Laut mempraktikkan kegiatan yang telah mereka pelajari dan diskusikan saat di darat.

Beberapa negara lain yang mengirim delegasi dalam latihan ini antara lain Inggris, Bangladesh, Turki, Indonesia, Malaysia, Jepang, dan negara-negara lain dari Afrika Timur. Media Iran, IRNA, juga mengonfirmasi bahwa staf umum Iran mengirim delegasi.

Talat Masood, pensiunan analis keamanan Pakistan, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa menyatukan hampir empat lusin negara, termasuk saingan, patut diperhatikan.

“Latihan itu juga akan berfungsi sebagai dorongan diplomatik bagi Islamabad,” ujarnya, seperti dikutip Sputniknews, Sabtu (13/2/2021).

Pakistan telah terbukti menjadi pelanggan yang siap untuk banyak negara, antara lain membeli senjata untuk militernya dari Rusia, China, AS, dan Prancis. (sindonews)