MANADO- Sejatinya yang akan terpilih sebagai anggota DPR, DPD dan DPRD adalah orang-orang yang jujur, baik dan teruji moralitasnya. Sebab tugas-tugas sebagai anggota DPR, DPD dan DPRD berkaitan dengan sifat-sifat itu.

Hal itu dikatakan Dosen Kepemiluan FISIP Unsrat Dr. Ferry Daud Liando ketika menjadi narasumber kegiatan Dialog Grejawi dan Pengutusan Calon Legislatif yang digelar Jaringan Alumni UPK Unsrat Manado, Sabtu (3/2/2024) di GMIM Fungsional Kampus Unsrat. Banyak yang gagal menjadi politisi dikarenakan proses untuk terpilih menjadi anggota legislatif ataupun dalam menjalankannnya dilakukan dengan cara-cara curang, tidak jujur dan tidak etis. Dalam meraih jabatan yang diinginkan sebagian caleg melakukan empat pelanggaran ataupun kejahatan.

“Pertama, menyuap atau menyogok pemilih agar mendapatkan suara. Money politics itu terjadi dimana-mana. Cara ini akan membahayakan kualitas pemilu itu sendiri. Karena jual beli suara akan berbahaya makim irasionalnya para pemilih dan caleg yang terpilih tidaklah mungkin akan berkualitas. Sebab ketepilihannya dilakukan dengan cara-cara curang seperti jual beli suara,” ungkap Liando.

Kedua, kata dia, agar menarik simpati pemilih, banyak caleg yang saling menjatuhkan satu sama lain. Reputasi lawan dipatahkan dengan informasi-informasi sesat, sementara ia sendiri mempromosikam dirinya tapi tidak sesuai fakta.

“Ketiga, terdapat banyak caleg yang mempromosikan dirinya tidak sesuai dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya. Banyak cara yang bisa digunakan untuk memengaruhi opini publik misalnya melebih-lebihkan sebuah tindakan yang dianggap sebagai prestasi padahal tidak sesuai kenyataan,” ungkapnya.

Liando menegaskan bahwa cara-cara yang tidak jujur seperti ini akan menodai kualitas pemilu. “Keempat banyak caleg yang menyampaikan janji-janji kepada pemilih jika kelak ia terpilih. Padahal apa yang dijanjikannya akan mustahil dilakukan jika ia terpilih. Sebab kewenangan DPR, DPD dan DPRD tidak sama dengan kewenangan eksekutif dan tidak semua anggota legislatif bisa mengusulkan program di legislatif karena usulan program di legislatif menjadi kewenangan fraksi yang merupakan kepanjangan tangan partai politik,” ucap Pengurus Pusat AIPI tersebut.

Bagi caleg yang jujur, bermoral dan beretika tentu tidak mungkin akan melakukan empat hal buruk ini. Sebab ia lebih menjujung tinggi kehormatan, kewibawaan dan patuh pada ajaran agama ketimbang melekukan cara-cara buruk agar bisa terpilih. Namun efek negatifnya adalah sulitnya orang-orang baik, jujur dan bermoral bisa terpilih. Mereke kalah suara dengan caleg-caleg yang suka bermain curang. Permasalahan ini makin para oleh karena prilaku pemilih yang makin irasional. Sebagian besar pemilih cenderung akan memilih caleg yang memberikannya uang ketimbang caleg yang berkarakter baik, jujur dan bermoral.

Ini salah satu tantangan terberat kita di pemilu. Masih lebih mudah orang kaya masuk surga ketimbang orang baik terpilih jadi anggota legislatif.

Adapun, pembicara lain dalam kegiatan tersebut antara lain Ketua Jemaat GMIM Fungsional Kampus Pdt. Dr. Jimmy Matheos dan anggota Bawaslu Kota Manado Heard Runtuwene dan dimoderatori oleh Dr. Welly Waworundeng. (Redaksi)