MANADO – Keberadaan rumput laut di perairan Sulawesi Utara (Sulut) ternyata tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi bernilai ekonomi tinggi jika dikelola.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulut Tienneke Adam melalui Sekretaris Haidy Malingkas mengatakan, peluang usaha besar bukan hanya di sektor perikanan, tetapi rumput laut menjadi salah satu potensi yang perlu dikembangkan untuk dikelola.
“Rumput laut kita sangat baik. Itu bisa dikelola menjadi makanan, industri kosmetik, obat-obatan dan sebagainya,” kata Malingkas, Kamis (10/10/2019).
Lanjut dia, pengelolaan rumput laut dapat juga menjadi bahan pengganti plastik. Untuk itu, pihaknya terus mendorong lewat berbagai upaya, termasuk melakukan promosi agar dapat mengundang investor untuk mengelolanya.
“Paling tidak mengelola rumput laut menjadi semi caragenan,” ujarnya.
Dia menuturkan, kondisi saat ini rumput laut hanya dijual ke Makassar. Rumput laut tersebut dibawa dalam bentuk kering ke antar pulau, sebelum dari situ diekspor.
“Nah, nilai jualnya hanya sedikit. Berbeda jika rumput laut dikelola di daerah ini, kemudian dijual dalam bentuk produk atau olahan yang bernilai ekonomi tinggi. Itu juga akan memberikan keuntungan bagi masyarakat,” tuturnya.
Malingkas menjelaskan, Sulut mempunyai jenis rumput laut eucheuma dan cotoni. Rumput laut tersebut sangat baik dikembangkan atau dikelola.
“Kita mendorong agar ada investor yang menggarapnya. Karena untuk mengelola rumput laut perlu infrastruktur atau teknologi yang memadai,” jelasnya.
Diberbagai kesempatan, kata Malingkas, pihaknya terus memantapkan promosi agar banyak masyarakat luar tahu kekayaan laut Sulut.
“Seperti ajang pameran serta kegiatan lain yang digelar di luar daerah kita berupaya untuk ikut serta. Pengelolaan kekayaan laut, seperti potensi rumput laut akan memberikan dampak yang baik serta menunjang program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) yang terus di-push Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw,” tandasnya. (rivco tololiu)