
MANADO- Pengajuan bakal calon (Bacal) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dari Partai Politik (Parpol) disaat injury time pada 17 Juli 2018 lalu, berdampak serius pada hasil verifikasi kelengkapan administrasi daftar calon dan bacal yang telah disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut, di Kantor KPU Sulut, Sabtu (21/7/2018). Pun, dari hasil verifikasi nyaris 100% dari semua bacal yang diajukan parpol Belum Memenuhi Syarat (BMS).
Diketahui, KPU Sulut teleh memberikan kesempatan untuk pengajuan bacal dari 4 – 17 Juli 2018. Namun, sangat disayangkan 99% parpol melakukan pengajuan bacal saat injury time yakni 17 Juli 2018.
Pengamat Politik Sulut, Taufik Tumbelaka mengatakan, apa yang terjadi saat pengajuan bacal di injury time adalah hal sangat miris dan tidak patut dicontoh dikemudian hari. Parpol menyediakan bacal terkesan terburu-buru.
“Alhasil banyak bacal yang diajukan parpol di KPU Sulut hasilnya BMS, bahkan ada parpol yang ingin coba-coba mengajukan bacal mantan terpidana korupsi saat pengajuan di injury time. Dengan hasil BMS itu pantas diterima parpol dan jika TMS jangan salahkan KPU Sulut,” tegas Tumbelaka, kepada SINDOMANADO.COM, Minggu (22/7/2018)
Lanjut dia, tidak tahu apa yang menjadi latar belakang 99% memasukan bacal di injury time. Tapi pastinya fakta yang terjadi banyak yang BMS, kemudian fakta paling penting kebanyakan parpol ingin mengganti bacalnya padahal sudah di ajukan ke KPU Sulut.
“Kan KPU Sulut membuka pengajuan Bacal 4-17 Juli 2018, saya pikir itu adalah waktu yang cukup panjang. Bisa dibayangkan jika ada Parpol yang memasukan pada 4 Juli 2018 pastinya berkas yang belum lengkap bisa di perbaiki sebelum lewat tahapan verifikasi 18 Juli 2018,” terang dia.
Dia menambahkan, memberi apresiasi kepada KPU Sulut serta jajaran dan Badan pengawas pemilu (Bawaslu) Sulut, karena bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya serta secara tegas tanpa melihat warna-warni parpol.
“Penyelenggara dan pengawas sangat luar biasa, meski mereka tidak tidur 2×24 jam dan bertugas jauh dari keluarga. Patut dan pantas diberi apresiasi karena tidak semua bisa melakukan hal-hal ini,” pungkas dia. (valentino warouw/get)