Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Unsrat Alfon Kimbal, saat memberikan tanggapan pada Forum Mingguan KSM. (FOTO: MARCOS BUDIMAN)

MANADO- Calon Anggota Legislatif (Caleg) dan Partai Politik (Parpol) “Zaman Now” menjadi pembahasan hangat saat Forum Mingguan KORAN SINDO MANADO (KSM) dengan tema “Kualitas Caleg Menjawab Pembangunan Sulut,”  Kamis (26/7/2018), di kantor KSM, dengan moderator, Wakil Pimpinan Redaksi Waldy Mokodompit.

Dihadiri narasumber dari latar belakang yang berbeda, Forum Mingguan ini berhasil melahirkan pemikiran yang sepaham untuk caleg dan parpol berserta solusinya.

Dalam diskusi, Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Unsrat Alfon Kimbal mengatakan, dari sisi politik, ukuran kualitas caleg dapat dilihat dari parpol, karena parpol mesin produksi caleg.

Parpol dinilai tidak lagi pentingkan kaderisasi yang kemudian berefek pada kurang pahamnya caleg terhadap apa yang harus dilakukan.

BERITA TERKAIT: Perdana, Forum Mingguan KORAN SINDO MANADO Berlangsung Sukses

“Pertama ada proses sistem pendidikan kader atau proses pengkaderan. Selama ini saya perhatikan proses tersebut tidak jalan di semua parpol, padahal kualitas kader itu ditentukan dari parpol,” tegasnya.

Lanjut Kimbal, saat ini parpol tidak memiliki sistem pengkaderan yang jelas. Dia mencontohkan, kalau di kampus, untuk dapat gelar ada proses yang terangkum dalam kurikulum pembelajaran.

“Nah, untuk di parpol juga harus ada kurikulum dalam pengkaderan untuk menjadi caleg. Namun untuk saat ini tidak tampak,” jelasnya.

“Parpol identik dengan kesan Debt Collector, Hanya mementingkan finansial,” Alfons Kimbal

Dia menjelaskan, fenomena terjadi saat ini banyak caleg pindah-pindah parpol, ada yang baru seminggu di parpol A sudah masuk parpol B, bahkan saat diajukan sebagai bakal calon dari parpol B meski masih berstatus sebagai kader parpol A.

“Ini kan aneh, yang lebih aneh lagi kader yang lama tidak dicalonkan, tapi parpol mencalonkan orang baru yang bukan kader partai,” terangnya.

Menariknya, dia menyebut, saat ini parpol identik dengan kesan Debt Collector sehingga basis idiologinya tidak muncul. “Itu fenomena yang terjadi saat ini. Hanya mementingkan finansial,” bebernya.

Dia juga menyorot soal rekam jejak para caleg.

“Caleg harus dilihat dari rekam jejak. Misalkan caleg tersebut basic-nya apa? karena rekam jejak seseorang menentukan kualitas seseorang. Kemudian harus memiliki tingkat pemahaman tentang agenda setting. Anehnya, banyak anggota dewan setiap hari memberi tanggapan luar biasa di media, tapi saat rapat tidak bisa bicara,” singgung Kimbal. (valentino warouw/get)