MANADO—Panen cengkih pada pertengahan tahun di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dinilai menyerap lebih dari 58.000 tenaga kerja.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut merilis, jumlah pekerja bebas pertanian dan pekerja dibantu buruh dibayar juga mengalami kenaikan persentase yakni masing-masing sebesar 2,53% dan 0,54%.
“Tingginya kenaikan tersebut sehubungan dengan tingginya permintaan tenaga kerja untuk panen raya cengkih,” ujar kepala BPS Sulut Ateng Hartono, Rabu, 6/11/2019.
Artinya jika dikalkulasi jumlah pekerja bebas pertanian dan pekerja dibantu buruh dibayar berjumlah 3,07%. Prosentasi itu jika dilakukan dengan jumlah angkatan kerja Sulut periode Agustus 2019, maka hasilnya ada sekira 58.023 tenaga kerja (naker) yang terserap selama moment panen cengkih di 2019.
Dilihat dari tempat tinggalnya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding di pedesaan. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, pada Agustus 2019, TPT baik di perkotaan maupun di perdesaan mengalami penurunan. Hal ini kemungkinan didorong oleh adanya fenomena siklus 3 tahunan panen raya cengkih pada Agustus 2019 yang banyak menyerap tenaga kerja terutama di sentra-sentra cengkih Sulut.
Tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah pekerja tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, pada Agustus 2019, penduduk Sulawesi Utara paling banyak bekerja pada sektor pertanian. Diikuti oleh sektor perdagangan dan industri pengolahan.
Dilihat berdasarkan tren sektoral selama Agustus 2018-Agustus 2019, sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk bekerja adalah Pertanian (3,88 poin), Administrasi Pemerintahan (0,54 poin), Real Estat & Jasa Perusahaan (0,21 poin), Jasa Pendidikan (0,15 poin), Penyediaan Akomodasi, Makan dan Minum (0,14 poin), Jasa Kesehatan (0,12 poin), Pengadaan Listrik, Gas & Air (0,10 poin). (stenly sajow)
Tinggalkan Balasan