MANADO— Setiap tahun, tren fashion selalu mengalami transformasi. Di 2020, gaya busana era 60-an, 70-an dan 80-an tidak lagi terlihat jadul (Jaman dulu). Gaya seperti atasan rajut, kerah lancip, dan motif polka dot kembali booming. Warna bumi dan kain nusantara lebih akan popular di tahun ini.

Warna-warna yang naik daun di 2019 akan terus menjamur hingga 2020. Diantaranya neo mint, hijau, olive, cokelat, dan oranye kecokelatan atau terracotta. Warna terracotta ini diperkirakan akan paling diminati di antara warna lainnya.

Terry Solangs, perancang busana sekaligus pengamat fashion mengatakan, 2020 ini  tren akan condong ke arah warna bumi. “Selain warna bumi, warna pastel juga akan mendominasi 2020”, ucapnya. Kombinasi warna dan tema back to 70-an diperkirakan akan banyak digemari anak muda dan eksekutif di ibu kota.

“Saat ini warna lime green, tosca, lebih ke shocking. Ketika diaplikasikan dengan pastel cukup memberi kejutan, selain itu motif jadul akan kembali digemari,” tuturnya. Terry menyatakan bahwa tren 2020 kembali pada penampilan yang jauh lebih sederhana, tidak ribet. “Tahun ini kembali ke personal style. Semua outfit yang dipunya di lemari bisa di-mix and match sesuka hati, tidak selalu mengikuti tren,” ucapnya.

2020, tren busana akan semakin simpel. Outfit yang longgar akan jadi pilihan. Untuk badan mungil, bisa disesuaikan dengan selera. Potongan asimetris dan pleats akan tren juga. Selanjutnya, kata dia, Street Style. Gaya yang tak lekang oleh waktu ini akan kembali jadi tren. Street style bisa menjadi tren fashion dunia. “Banyak orang lebih suka fashion yang minim cutting menjadi salah satu pilihan untuk bisa diaplikasikan tren untuk 2020,” ucap owner Blocking Models itu.

Selain itu, kain Nusantara dan batik motif tradisional juga terus booming hingga ke internasional.  Sisi Matindas,  perancang busana “Batik Bacirita” menyatakan, merek lokal akan sangat booming di 2020, mengingat banyak sekali brand lokal yang mampu bersaing dan memiliki tempat di hati para konsumen Indonesia. Jez“Antara batik, tenun, hingga kesenian khas Sulawesi Utara akan menjadi salah satu tema tren mode pada 2020,” ucap Sisi.

Sementara itu, desainer home produksi yang mengkombinasikan style milenial dan unsur tradisional, Jesica Manoppo, turut berkomentar tentang tren fashion 2020. Perempuan yang akrab disapa Cika ini mengatakan tren feshion 2020 tidak akan mengalami perubahan signifikan dengan tahun sebelumnya.

“Untuk tren fashion 2020 kemungkinan tidak ada perubahan signifikan baik itu gaya dan warna. karena setiap individu punya style-nya masing-masing. Penikmat fashion juga punya segmen sendiri-sendiri, ada yang suka gaya oldish, etnik dan varian gaya lain,” terangnya, kemarin.

Segmentasi pasar peminat feshion yang bervariasi turut dirasakan Cika kala hasil desain aket dan sweaternya digemari milenial. Dirinya mengaku memproduksi sendiri hasil desain-nya yang menggabungkan gaya terkini dengan motif-motif etnik dan batik. Hasilnya ternyata cukup digemari milenial, karena banyak anak muda yang menyukai model unik seperti penggabungan modern dan tradisional.

“Hasil karya saya peminatnya paling banyak milenial usia produktif. Ternyata sampai hari ini motif etnik pada sweater masih digemari, dan masih diminati di 2020, karena banyak anak muda yang menyukai style yang bagi mereka unik. Begitu juga model feshion lain yang punya segmen sendiri-sendiri,” tutupnya. (Deidy Wuisan/Ilona Piri)