MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencari cara untuk mengaliri listrik di pulau-pulau kecil yang menjadi tempat pemukiman masyarakat. Salah satu upayanya menggandeng United Nations Development Programme (UNDP) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulut, Jenny Karouw mengatakan, pembangunan PLTS ini dilakukan secara bertahap dan sedang dalam survey untuk pembuatan feasibility studi (FS) guna menilai lokasi yang cocok.

“Proyeknya akan dimulai tahun ini. Pembangunan pembangkit listrik ini memang diprioritaskan di pulau-pulau kecil yang ditinggali masyarakat yang belum dijangkau listrik secara menyeluruh,” ungkap Karouw, Senin (13/1/2020).

Dia menjelaskan, UNDP dan Bank SulutGo juga sudah ada Memorandum of Understanding (MoU) untuk PLTS. “Nanti, ada pembiayaan bersama dari UNDP, CSR Bank SulutGo dan Pemprov Sulut. Pembangunannya akan dimulai di 2020 ini,” ucapnya.

Karouw menjelaskan, pembangunan pembangkit listrik di wilayah kepulauan merupakan upaya memaksimalkan program Opearsi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) yang terus di-push Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw.

“Sasaran pembangunan PLTS seperti Pulau Nain, Pulau Mantehage, Pulau Manado Tua dan lainnya. Adanya pembangkit listrik tersebut tentu akan membantu warga yang tinggal di pulau-pulau kecil dalam beraktivitas atau berusahaa,” terangnya .

Pemerhati sosial dan kemasyarakatan Johnes Kaseger mengatakan, program pembangunan pembangkit listrik di pulau-pulau kecil yang dihuni masyarakat akan sangat membantu warga setempat.

“Apalagi sesuai informasi ada sejumlah desa di daerah kepulauan warganya hanya mengandalkan listrik dari tenaga diesel yang dayanya sangat terbatas,” tuturnya.

Menurut Kaseger, listrik menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan masyarakat saat ini. Adanya listrik yang memadai, tentu akan mendorong masyarakat berkembang yang dampaknya dapat meningkatkan perekonomian warga dan daerah.

“Ini tentu upaya yang patut diapresiasi karena menjadi satu kerinduan banyak warga yang tinggal di pulau-pulau kecil di Sulut,” pungkasnya. (rivco tololiu)