MANADO – Wakil Gubernur Steven Kandouw memimpin rapat koordinasi bersama Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Sulut dalam menggenjot kunjungan wisatawan ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di ruang kerjanya, Selasa (11/2/2020).

Ini menjadi hal penting, karena mengingat dampak virus corona membuat penundaan penerbangan langsung China ke Manado yang berimbas terjadinya penurunan kunjungan wisman secara signifikan.

Rapat yang membahas penguatan branding Sulut sebagai destinasi wisata aman dan menyenangkan ini turut dihadiri Kadispar Sulut Henry Kaitjily, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Daniel Mewengkang dan Staf Khusus Gubernur Bidang Pariwisata Dino Gobel.

“Pak gubernur menugaskan saya memimpin pertemuan hari ini, sekaligus mengajak kita semua semakin fokus pelaksanaan program yang outputnya penguatan branding Sulut sebagai destinasi wisata mengenyangkan dan aman. Sekaligus membawa turis kian banyak ke Sulut baik domestik maupun asing,” ungkap Kandouw.

Dalam pertemuan itu, setidaknya ada tiga hal utama yang menjadi penekanan Gubernur Olly melalui penyampaian Wagub Kandouw.

Pertama, penguatan pasar domestik ke Sulut harus disinergikan dengan pengelolaan destinasi wisata di kabupaten dan kota di Sulut. Sebab turis domestik akan suka menjelajah banyak obyek wisata di kabupaten dan kota. Sehingga akan banyak atraksi objek wisata di daerah bisa lebih dihidupkan.

Untuk itu, wagub mencontohkan hasil turun lapangannya ke Modoinding di Minsel dan Danau Mooat di Boltim.

“Ini dua destinasi bagus tapi belum diperhatikan. Nah ayo kelola destinasi ini dan ajak asosiasi industri wisata ikut jualan paket di sana,” ucapnya.

Dalam konteks itu, diingatkan pula agar Dispar Sulut serius dan fokus menata obyek wisata milik Pemprov seperti Gunung Tumpa di Tongkeina Manado, Bukit Kasih di Kawangkoan, Fesbudaton di Paleloan Tondano dan Sumari Endo di Remboken Minahasa.

Kedua, terhadap pengelolaan destinasi itu, wagub meminta agar keterlibatan asosiasi industri wisata Sulut harus dilibatkan.

“Mereka menjual paket wisata di destinasi yang ada. Sehingga saat turis tiba, dengan sendirinya pasar wisata sudah tercipta dan manfaatnya akan dirasakan masyarakat lokal. Tapi target turis domestik dengan aneka paket wisata yang disiapkan harus yang anti mainstream. Artinya, paket wisata yang tidak standar Namun membidik komunitas tertentu, yang potensial dalam spending money,” tandasnya. (rivco tololiu)