MANADO – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menyeriusi program untuk mengantisipasi perdagangan orang. Salah satunya melatih perempuan agar memahami modus yang biasa dipakai para pelaku.
Kepala Dinas P3A Mieke Pangkong melalui Kabid Perlindungan Hak Perempuan, Everdien Kalesaran mengatakan, program Pelatihan dan Penanganan Tindak Perdagangan Orang terus diseriusi pihaknya dengan menggandeng tokoh agama dan masyarakat.
“Ini menjadi hal penting, karena banyak kasus yang diungkap polisi anak-anak perempuan kita termakan rayuan bekerja di luar daerah dengan gaji tinggi, tetapi nyatanya hanya dipekerjakan di tempat hiburan malam,” ungkapnya, Senin (24/2/2020).
Makanya, kata Everdien, program ini mesti juga ditunjang bersama oleh pemrintah daerah (pemda) kabupaten/kota, terlebih pemerintah desa dan kelurahan.
“Kita akan beri pelatihan bagi kaum perempuan untuk mengenal modus menawarkan pekerjaan ke luar daerah yang biasa dipakai para pelaku untuk mengelabui korbannya. Kita memperkuat mereka dengan pemahaman dari pemateri yang sudah disiapkan,” terangnya.
Selain itu, kata Everdien, pihaknya juga mendorong program Pelatihan Keterampilan bagi Lansia Perempuan dan Pelatihan Petugas Pendamping Perlindungan Perempuan.
Dijelaskannya, kalau Pelatihan Keterampilan bagi Lansia diupayakan agar para lansia perempuan mempunyai aktivitas, serta dapat mengasa potensi yang dimilikinya.
“Kalau petugas Pendamping Perlindungan Perempuan, mereka nanti yang bertugas membantu dalam pengawasan tindak kekerasan, perdagangan perempuan dan lainnya. Kita berharap nantinya, Posko Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (P2ATBM) bisa ada di desa dan kelurahan,” tandasnya. (rivco tololiu)