RATAHAN– Semua warga diminta untuk mematuhi kebijakan bukan tutup jalur di setiap titik pintu masuk Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mitra Frangky Wowor mengatakan, langkah ini dilakukan untuk keslamatan bersama terkait upaya pencegahan penyebaran virus korona (Covid-19).

“Kami sangat berharap agar kebijakan ini dipatuhi. Setiap warga baik orang Mitra ataupun orang luar yang akan masuk Mitra, harus mengikuti standar prosedural,” terang Wowor di sela kegiatan pemantauan di pos penjagaan kawasan pintu masuk Gunung Potong, Desa Pangu, Kecamatan Ratahan Timur, Kamis (2/4/2020).

Dia mengakui bahwa kebijakan akan sedikit menghambat aktivitas warga. Akan tetapi, mau tidak mau harus dilakukan demi keslamatan bersama. Kebijakan ini pun terkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, pemerintah daerah termasuk kabupaten/kota di Sulawesi Utara (Sulut).

“Hari-hari ini memang berat. Kita berharap situasi ini akan segera berakhir dan kita bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya,” pungkas Wowor.

Diketahui, kebijakan buka tutup jalut masuk wilayah Kabupaten Mitra, sudah dimulai sejak 1 April 2020. Teknis pemberlakuannya pun dengan menutup aktivitas keluar masuk sejak pukul 18.00 WITA. Selanjutnya akan dibuka pada pukul 06:00 WITA.

Pemberlakuan kompensasi kendaraan yang bisa lewat di jam tersebut, hanya pada kendaraan ambulans, kendaraan yang mengangkut bahan makanan/sembako dan kendaraan yang mengangkut material bangunan. Itu pun dilakukan dengan syarat sopir atau pengendara wajib melakukan pemeriksaan kesehatan di pos penjagaan oleh petugas medis.

Dari pantauan, pascapemberlakuan kebijakan ini, terjadi penumpukan kendaraan di beberapa titik pintu masuk. Seperti halnya di kawasan puncak gunung potong perbatasan Mitra dan Minahasa.

Aldo Sampul, salah satu pengendara mengatakan kebijakan buka tutup jalur ini harus dilakukan lebih terkoordinasi. Alasannya, pada beberapa hari ini, nyaris terjadi ricuh akibat tidak tertib dalam melakukan antrean.

“Memang harus diatur sedemikian rupa agar jangan sampai justru menimbulkan kerumuman orang. Hal ini dikawatirkan justru penerapan physical distancing diabaikan,” ujarnya. (Marvel Pandaleke)