MANADO – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey menerima perwakilan nelayan dan eksportir ikan yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Perikanan (IPP) Sulut di ruang kerjanya, Senin (7/2/2020).
Para nelayan tangkap dan eskportir diwakili oleh Asis Bugis, Jisto Fanah, Budi Wahono, Merlyn Sompie, Kitty Kristanti, Wening dan Mutriara Barauntu. Mereka juga didampingi oleh Lepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) M. Hatta Arisandi, serta GM Garuda Sulut Macfee Kindangen, yang langsung diterima Gubernur Olly didampingi Sekprov Edwin Silangen.
Kedatangan mereka untuk menyampaikan terima kasih kapada Gubernur Olly yang telah membantu proses direct call cargo ke Narita yang sudah berjalan hingga yang ke-11 kali.
Ketua IPP, Budi Wahono menyampaikan langsung rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena terobosan yang dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Utara sehingga ekspor ikan dan komoditas lainnya kini bergairah kendati di masa pandemi covid-19. “Kami baik nelayan dan eksportir serta pihak maskapai mengucapkan terima kasih kepada pak Gubernur Olly karena dengan adanya direct call flight ini roda ekonomi mulai bergerak pasca pandemi. Harga ikan tuna di tingkat nelayan pun naik tajam,” ujar Budi.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Olly langsung meminta agar menyampaikan apa saja kendala di lapangan yang butuh dukungan pemerintah.”Kase tau samua apa aja kendala dan apa yang harus pemerintah buat agar ekspor makin baik ke depan,” tanya Olly.
Budi Wahono pun merespon bahwa ada beberapa kendala teknis di lapangan.”Kendala kami selama ini adalah yang pertama handling ikan di tingkat nelayan agar kiranya ada pelatihan dan pendampingan dari dinas terkait. Serta membantu agar tersedia es balok yang cukup. Yang kedua kami meminta di bandara agar dibangun fasilitas cold storage atau chilling room. Yang ketiga agar kiranya ada penambahan penerbangan menjadi dua kali dalam seminggu,” ujar Budi.
Sementara itu, menurut Kepala BKIPM, M. Hatta Arisandi volume selama ini sudah mencapai hingga hampir Rp20 miliar, dan ini cukup membantu nelayan tangkap.
Sementara, para eksportir berharap agar direct call bisa ditingkatkan lagi dengan penambahan jadwal pengiriman menjadi dua kali pengiriman dalam setiap minggu.
“Dengan adanya pasokan rutin dari nelayan, maka kita bisa melakukan dua kali pengiriman dalam 1 minggu agar nilai ekonomis tuna di nelayan tetap stabil sehingga ini sangat membantu perekonomian nelayan dan eksportir,” kata Hatta Arisandi.
Mendengarkan masukan dari para nelayan dan eksportir, Gubernur Olly langsung meminta agar nelayan melalui asosiasi memasukan daftar kendala dan masalah secara tertulis dan akan langsung ditindaklanjuti secara cepat.
“Bagi kami semua masalah yang sifatnya teknis tidak ada masalah, nanti agar lebih sistematis nanti dimasukan dalam bentuk daftar masalah dan kendala agar segara pemerintah mengambil langkah yang cepat. Jadi prinsipnya, seperti sejak awal komitmen saya jelas, agar nelayan, eksportir dan kita semua bisa begerak, semua bisa jalan agar roda perekonomian bergerak sehingga semua merasakan dampak untuk kesejahteraan rakyat Sulawesi Utara,” tandasnya. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan