MINAHASA – Duta Yaki berperan dalam membantu perubahan cara pandang masyarakat tentang keberadaan yaki yang sangat penting dalam keseimbangan ekosistem alam karena berperan menjaga hutan agar tetap baik.

Namun, Yaki saat ini sangat membutuhkan perhatian karena sudah terancam punah dan dilindungi. Itulah sebabnya Program Selamatkan Yaki konsisten melakukan sosialisasi ke SMA/SMK sederajat dalam program Yaki Pride Campaign.

“Salah satunya adalah menemukan siswa untuk mewakili sekolah dan kemudian dibekali dalam perkemahan konservasi selama 3 hari bertajuk Yaki Youth Camp (YYC),” ungkap Program Manager Program Selamatkan Yaki, Ziva Justinek.

Dirinya juga mengatakan, YYC ini benar-benar kegiatan yang positif dan bagus sekali. “Sangat membanggakan bagaimana mengajak anak-anak sekolah menjadi agen pembawa perubahan melalui sekolah dan lingkungan dimana mereka tinggal,” tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Edukasi Purnama Nainggolan menambahkan, peserta mendapat beragam materi mulai dari hal konservasi sampai ke soal pengembangan karakter.

Dihadirkan beberapa pembicara diantaranya pegiat konservasi yakni Risma dari Macaca Nigra Project dan Billy Lolowang dari Pusat Penyelamatan Satwa Tasik Koki ( PPS Tasikoki).

“Juga para pegiat media sosial diantaranya Piet Pusung dengan tema Menjadi Influencer Sosmed dalam Konservasi dan Galardo Bryan yang membagi ilmu bagaimana memaksimalkan handphone dalam konservasi serta Maria Silangen dengan materi bagaimana memiliki skill public speaking yang baik,” jelasnya.

Adapun, Irjen Pol. ( Purn) Dr. Benny Mamoto sebagai salah satu Yaki Ambassador Indonesia yang sempat bertemu dengan siswa di YYC 2021 mengaku sangat senang bisa melihat kegiatan ini terus berlangsung.

Dirinya bercerita, sampai saat ini terus bersyukur dan sangat bangga karena bisa mengusung pesan konservasi kemanapun berada meski dengan kesibukan pekerjaan di institusi Polri.

Benny Mamoto terus bergerak menyampaikan pesan cinta lingkungan dan sayangi satwa dan hewan yang ada di sekitar kita.

Perasaan serupa dikatakan Duta Yaki Indonesia lainnya yakni Dra. Khouni Lomban Rawung M.Si, yang dengan semangat sharing, betapa berharganya menjadi menjadi seorang duta. “Jangan malu, ayo semangat. Kita ini berarti dan harus berdampak,” katanya yang disambut meriah oleh 27 duta yaki dari SMA/SMK di Minahasa yang hadir.

Adapun Rangga, mewakili SMA N 1 Pineleng mengaku Yaki Youth Camp ini menjadi pengalaman yang luar biasa baginya dan tidak akan terlupakan. Banyak hal baru, banyak teman dan juga beragam merchandise yang biasa dibawa pulang.

Sementara Fransiska Wenas dari SLA Tompaso bercerita bahwa dari sini dia belajar lebih banyak lagi soal konservasi, pengetahuan terkait satwa liar yang menarik serta mendapat pengalaman dan banyak hal lainnya yang pasti rugi jika dilewatkan.

Di pihak institusi pendidikan, melalui Kacabdin Minahasa-Tomohon Fredi Kumeang menyebutkan bahwa kegiatan ini sangat penting karena bergerak nyata meski banyak hambatan masa pandemi.

Pihaknya mengapresiasi kegiatan program selamatkan yaki di dunia pendidikan. “Jika itu berlangsung di wilayah kami maka silahkan, kami akan dengan senang hati mendukungnya,” demikian disampaikan Kumeang menutup Yaki Youth Camp di Pa’ Dior Tompaso Minahasa baru-baru ini.(Fernando Rumetor)