MAKASSAR – Ketua Umum Badan Kerja Sama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS), Olly Dondokambey yang juga Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) membuka Musrenbang Regional Sulawesi Tahun 2022 di Makassar, Jumat (1/4/2022).
Di kesempatan ini, Gubernur Olly mengatakan Musrenbang Regional Sulawesi ini adalah ajang forum Musyawarah bagi Pemangku Kepentingan Sulawesi untuk mematangkan isu-isu strategis program pembangunan Sulawesi tahun 2023.
Program-programnya, tambah Olly, disusun berdasarkan kompilasi seluruh usulan dari masing-masing Provinsi, berdasarkan hasil forum-forum yang telah dilaksanakan sebelumnya.
“Ini merupakan wadah bagi kita bersama untuk mensinergikan program kegiatan pembangunan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Provinsi se-Sulawesi, serta untuk memantapkan kembali berbagai program dan kegiatan lintas wilayah dengan pembiayaan dari berbagai sumber yang akan diusulkan pada Musrenbang Nasional,” terangnya.
Berdasarkan hasil kesepakatan bersama pada Pertemuan Pra Musrenbang Regional Sulawesi tanggal 11 Maret 2022, lanjut Olly, maka Tema Musrenbang Regional Sulawesi Tahun 2022 ini adalah Peningkatan Infrastruktur Antarwilayah Regional Sulawesi untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan serta Berdaya Saing.
“Kegiatan Musrenbang Regional yang kita laksanakan pada hari ini, merupakan salah satu agenda tahunan, memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam pembangunan di Sulawesi, khususnya dalam rangka koordinasi perencanaan,” katanya.
Diharapkan pelaksanaan Musrenbang Regional ini menghasilkan output di antaranya kesepakatan dan komitmen di antara para pelaku pembangunan yang ada di daerah maupun pusat, yakni dalam bentuk kesepakatan Pemerintah se-Sulawesi tentang usulan program dan kegiatan strategis Regional Sulawesi tahun 2023.
Usulan itu mencakup fokus konektivitas, kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman dan kawasan perbatasan, industri dan pariwisata, serta sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan di Regional Sulawesi.
Luas wilayah sekitar 188.552 Km Persegi, Karakter topografi Pulau Sulawesi yang terdiri dari sebagian besar bergunung, dan wilayah datar (di bawah 50 Mdpl) hanya sekitar 10,3% dari luas wilayah keseluruhan.
Keberadaan daerah Sulawesi terbentuk melalui interaksi Tiga Lempeng Utama, yakni Lempeng Eurasia, Pasifik, dan Australia. Selain Lempeng Utama itu, daerah Sulawesi juga terpengaruh oleh adanya Lempeng Filipina (Manyoe and Bahutala, 2017).
Interaksi Lempeng ini menyebabkan daerah Sulawesi kaya akan sumber daya alam yang melimpah, mulai sumber daya panas bumi dan sumber daya mineral seperti emas, dan lainnya.
“Pulau Sulawesi masih menjadi penopang pertumbuhan di Kawasan Indonesia Timur dengan didorong oleh investasi untuk hilirisasi sumber daya alam, peningkatan konektivitas sentra industri, dan sebagai pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia,” tandas Gubernur Olly.
Namun, pembangunan wilayah Sulawesi masih menghadapi permasalahan, antara lain:
Pertama, belum optimalnya hilirisasi potensi unggulan berbasis sumber daya alam;
Kedua, belum terwujudnya pengembangan Hub Internasional untuk Kawasan Timur Indonesia;
Ketiga, masih lemahnya upaya kesiapsiagaan, mitigasi, dan adaptasi bencana;
Keempat, masih terbatasnya akses dan mutu layanan dasar;
Kelima, belum optimalnya peningkatan produktivitas sektor tanaman pangan untuk mendukung peran Sulawesi sebagai lumbung pangan Nasional;
Keenam, belum optimalnya tata kelola dan kelembagaan pengelola kawasan metropolitan;
Selanjutnya Ketujuh, masih rentannya ketahanan fisik dan sosial atas perubahan iklim, bencana, polusi, dan abrasi pantai, serta rentan terhadap kesenjangan sosial dan kemiskinan perkotaan.
Dalam RPJMN 2020-2024, kebijakan pembangunan wilayah Sulawesi diarahkan untuk memperkuat peran Sulawesi sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional dan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan