Klarifikasi PT BLJ Soal Operasi Perusahaan Hingga Insiden Penyerangan Base Camp 

RATAHAN – PT  Bangkit Limpoga Jaya (BLJ) salah satu perusahaan pertambangan yang beroprasi di wilayah Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara, memastikan akan segera melakukan operasi setelah melengkapi semua administrasi perijinan.

Direktur PT BLJ sendiri, Dede Thjin didampingi Direktur Nurhalim, Widi Saylendra, Tim Legal dan Inggrit S Bawias menjelaskan kegiatan operasi ini diawali dengan kehadiran para Direksi perusahaan bersama tim ahli perusahaan di base camp PT BLJ.

“Langkah awal yang kami tangani, perusahaan melakukan penertiban dan atau pembersihan dilokasi ijin usaha pertambangan hasil produksi. Karena sampai saat ini masih banyak penambang liar dan pihak-pihak yang tidak berkepentingan masih melakukan aktifitas diatas,” terang Dede saat menggelar konfrensi pers bersama Jurnalis Minahasa Tenggara di Rumah Makan Kifran  Ratahan,. 14/2/2023.

Dede menegaskan, pihak perusahaan sejauh ini sudah secara persuasif melakukan sosialisasi terkait akan segera beroperasinya perusahaan ini. Termasuk meminta para penambang liar yang beroperasi diwilayah perijinan PT BLJ.

Demikian halnya dengan menunjukan kelengkapan dokumen terhadap pemerintah Desa diwilayah pertambangan.

“Kami sudah melakukan sosialisasi dengan 15 Hukum Tua se Kecamatan Ratatotok. Didalamnya kami sampaikan terkait komitmen kami untuk berkontribusi bagi daerah Kabupaten, dan secara khusus bagi desa-desa diwilayah sekitar operasi perusahaan,” terang Dede.

Selain menjelaskan terkait operasi PT BLJ, pihak direksi ikut menyikapi serius terkait polemik penyerangan base camp yang disinyalir dilakukan oleh sekelompok oknum warga. Awalnya Polemik tersebut diduga dipicu adanya informasi keliru terkait penganiayaan oleh pihak Direksi.

“Bahwa Insiden yang terjadi di Base camp, tidak sesuai fakta. Yang terjadi sebelumnya bahwa dalam peristiwa tersebut, pihak Direksi saat itu tengah makan malam dan bersantai dengan para karyawan. Namun beberapa saat, ada salah satu karyawan yang datang usai menghadiri kegiatan diluar kegiatan PT BLJ, dalam kondisi mabuk.” terang Inggrid S Bawias, selaku salah satu direksi perusahaan.

Dalam situasi tersebut menurut Inggrid, beberapa karyawan berupaya mengamankan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Upaya tersebut kemudian justru menjadi lebih memanas dan berujung adanya upaya provokasi dengan mengundang masa dari kelompok warga.

“Sangat disayangkan bahwa saat itu penyerangan sekelompok masa membawa Sajam dan kayu, yang menyebabkan hancurnya base camp perusahaan dan melukai direktur Noerhalim. Tak hanya itu, dalam aksi tersebut direktur mendapat ancaman,” terang Inggrid.

Tidak terima dengan insiden tersebut, akhirnya pihak Direksi menempuh upaya hukum.

“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke pihak Polres dan untuk penanganan hukumnya. Kami serahkan sepenuhnya ke pihak Kepolisian, sebab ini sudah menjadi kejadian yang luar biasa karena sudah ada pengancaman dan pengrusakan fasilitas/aset perusahaan,” jelas Inggrid.

(Marfel Pandaleke)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *