MANADO – Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) industri Bitung dan KEK pariwisata Likupang butuh perhatian lebih dari para stakeholders dan pemangku kepentingan hingga masyarakat.

Pasalnya, dari data yang dipaparkan Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Menko Perekonomian, Elen Setiadi, kedua KEK di Provinsi Sulawesi Utara tersebut belum memiliki perkembangan yang berarti.

“KEK Bitung dan KEK Likupang belum memiliki perkembangan yang berarti, sehingga tengah dilakukan evaluasi selama satu tahun, dan saat ini sudah masuk evaluasi semester pertama,” ucapnya pada Seminar Penguatan KEK Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) Rabu (7/6/2023). 

Sekadar diketahui, KEK Bitung ditetapkan lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2014 dan KEK Likupang ditetapkan lewat PP Nomor 84 Tahun 2019.

Lebih lanjut dijabarkan Elen, untuk KEK Bitung kendalanya adalah terkait lahan, dimana dari 534 ha yang disiapkan, yang baru dibebaskan oleh pemerintah daerah sekira 20 persen.

Sementara dari investasi saat ini yang sudah terealisasi Rp907,33 Miliar, khusus pada tahun 2022 realisasi investasi sebesar Rp595,50 Miliar dan target investasi tahun ini Rp1,33 Triliun.

Adapun untuk KEK Likupang diketahui masih terkendala dari sisi investor. Dari data investasi sendiri, total investasi yang terealisasi sudah sekira Rp354,12 Miliar, dimana realisasi tahun 2022 diangka Rp188,37 Miliar dan target investasi tahun ini sebesar Rp234,20 Miliar.

Terkait pengembangan KEK Likupang, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, memberi masukan kepada BI hingga pemda yang hadir.

“Catatan saya untuk Sulut kalau mau menggembangan KEK Likupang itu tanpa di-link-an (disambungkan) dengan yang sudah ada ya sulit, kapan jadinya?. Jadi harus disambungkan dengan dukungan Bandaranya, dan lainnya supaya ada sinergi. Begitu juga dengan KEK yang lain,” harapnya.

Sementara itu, menurut Kepala Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko, yang krusial dalam pengembangan KEK Likupang ialah mengajak investor agar mau berinvestasi.

“Untuk KEK Likupang kan jalannya sudah bagus, tinggal bagaimana kita mengajak investor masuk kesana dan mengundang wisatawan. Ini yang perlu jadi perhatian dan kita kerjakan bersama,” ungkap Prasmuko.

“Walaupun penerbangan dari Jepang, Singapura, hingga Korea Selatan sudah dibuka dan sebentar lagi penerbangan dari Tiongkok, tetap jangan dilupakan pemasarannya, itu pesan pak Dubes tadi,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, perlunya perhatian lebih dan sinergitas dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian dan Lembaga, Pemerintah Daerah, Investor, Asosiasi Pelaku Usaha, Akademisi dan Masyarakat agar KEK Bitung dan KEK Likupang bisa maksimal dalam pemanfaatannya. (Fernando Rumetor)