RATAHAN-Bunyi sirene mobil jenasah terdengar perlahan mendekat memasuki kawasan kantor KPU Minahasa Tenggara. Bak gayung bersambut, gerimis turun perlahan seakan langitpun menunjukan kesedihan seketika jenasah almarhum Ketua KPU Wolter Dotulong, tiba dihentar keluarga dan pelayat memasuki gerbang rumah demokrasi dikawasan perkantoran Blok B Kelurahan Wawali.

Rabu sore itu tepat pukul 15:00 WiTa, menjadi moment terakhir almarhum disemayamkan ke kantor yang menjadi kesehariannya bekerja. Peti jenasah berwarna coklat mengkilap dibopong dengan upacara pelepasan. Sontak derai air mata tak tertahan. Para jajaran KPU Minahasa Tenggara mengenang semasa hidup beliau.

Sosok yang akrab disapa pak Ketua dikenal gemar bercanda. Sekali dirinya nyeletuk mengundang gelak tawa seisi ruangan kantor. Momen itu tidak akan lagi akan dirasa namun menyisah kenangan yang sulit di lupa.

Otnie Tamod mewakili jajaran KPU sedikit berkisah hari-hari terakhir almarhum bertugas. Beberapa hari sebelum menghembus nafas terakhir, almarhum sempat melaksanakan tugas di Solo, sebelum akhirnya kembali ke Manado,Sabtu 11/6/2023. Almarhum sempat dibawah kerumah sakit sesaat setelah mengerang sakit kelelahan. Tapi hari itu menjadi hari terakhir almarhum.

” Semua begitu tiba tiba dan sulit dipercaya,” kata Otnie.

Sambil terisak, Otnie menyebut almarhum sebagai pahlawan Demokrasi. Dedikasinya bagi proses demokrasi akan selalu dikenang dan layak diapresiasi. Almarhum meninggal dalam tugas.

“Kami lebih dari teman. Almarhum sosok orang tua bagi kami. Sungguh berat bagi kami ditinggalkan. Banyak kenangan dan bahkan ini seperti mimpi ketika kami masih sempat bercengkrama dan berdiskusi,” kenang Otnie.

Dalam beberapa kesempatan, sosok almarhum kerap melontar candaan yang mengundang gelak tawa. Otnie bahkan mengenang beberapa lagu kesayangan almarhum yang kerap dinyanyikan semasa hidup.

“Keseharian kami tak lepas dari canda tawa. Tapi beliau juga sangat bertanggungjawab dalam tugas. Kadang disaat semua lelah, beliau menghibur dan memberi semangat,” kata Otnie.

Sesaat sebelum melepas jenasah ke liang lahat, Otnie juga menyelip dukungan moril bagi keluarga yang ditinggalkan. Dia meminta keluarga tak sungkan untuk menjalin komunikasi dengan pihak KPU meski almarhum sudah tiada.

“Sekarang dan sampai kapanpun kami adalah bagian dari keluarga yang disatukan lewat lembaga KPU. Pun bagi anak istri yang ditinggalkan sekiranya diberi kekuatan dan kesabaran dan sematkan kami sebagai bagian dari keluarga yang bisa tetap menjalin komunikasi dalam kondisi dan situasi apapun,” tukas Otnie.

Hari terakhir almarhum dikantor KPU disemayamkan, turut dihadiran jajaran adhoc serta pelayat dari berbagai kalangan. Selanjutnya almarhum dimakamkan di kampung halamannya dipekuburan Tombatu. Ucapan duka tak hanya disemat lisan. Beranda media sosial almarhum pun dibanjiri ucapan duka ribuan warga net.

“Teman diskusi telah berpulang. Selamat jalan pak Ketua Wolter,” tulis Arthur Karinda salah satu wartawan Minahasa Tengara dalam akun media sosialnya.

(Marfel Pandaleke)