Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Yusup Patiroy mengatakan saat ini pihaknya belum memiliki alat untuk mengetahui keberadaan, jenis-jenis satwa liar, satwa dilindungi hingga daerah sebarannya.
“Kita berharap lewat kegiatan ini nanti ada suatu tools bagi kita petugas di lapangan agar lebih mudah dalam melihat apakah ini jenis yang dilindungi atau tidak. Kalau dilindungi, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan,” beber Yusup.
“Nantinya juga kita bisa mengetahui ketika kita menemukan satwa ini, kita harus bawa kemana?. Itu nanti sudah ada lokasi-lokasi yang terkoneksi secara koordinat harus dibawah ke BKSDA dimana,” tambahnya.

Yusup pun berharap hasil kegiatan FGD ini tidak hanya bermanfaat bagi pihak Karantina, melainkan juga BKSDA yang menjadi stakholders terkait.
Lebih lanjut dikatakannya, FGD ini digelar di Manado karena Manado menjadi salah satu sumbu peredaran satwa liar yang ada di Indonesia, terlebih khusus indonesia timur. “Satunya di Lampung,” tutur Yusup.
Dirinya pun berharap kegiatan FGD ini bisa menghasilkan suatu aksi nyata bersama dalam melakukan pengendalian peredaran tumbuhan dan satwa liar yang ada di Indonesia timur. (Fernando Rumetor)


Tinggalkan Balasan