MANADO – Puluhan eksportir asal Filipina yang berkunjung ke Sulawesi Utara (Sulut) ditawarkan sejumlah produk dan komoditas unggulan daerah. Mereka jadi tertarik dan siap bekerja sama untuk meningkatkan ekspor dan impor.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Jenny Karouw mengatakan, pihaknya telah memfasilitasi pertemuan antara eksportir Filipina dan para pengusaha asal Sulut.
“Pertemuan ini tujuannya untuk meningkatkan ekspor melalui Bandara Sam Ratulangi dan Pelabuhan Bitung lewat kapal RoRo,” tuturnya,Rabu (30/10/2019).
Karouw menyebutkan dalam pertemuan, masing masing pihak mepresentasikan peluang bisnisnya.
“Secara umum kita memiliki kesamaan produk, tetapi ada juga produk yang tidak mereka punya seperti pala. Tetapi meski punya banyak kesamaan produk, tetap saja mereka mencari komoditas yang kita miliki,” katanya.
Kaoruw menyebut, pebisnis Filipina yang mencapai 49 orang juga menawarkan produk yang mereka miliki seperti kopi, cacao, jagung dan lainnya.
“Tetapi tetap saja mereka mencari punya kita. Kita memang seperti similar tetapi berbeda dan punya keunggulan tersendiri. Jadi itu yang kita tawarkan kepada mereka,” tukasnya.
Karouw menambahkan, pebisnis asal Sulut yang jumlahnya hampir 70 orang benar-benar memanfaatkan pertemuan tersebut.
“Kita juga menawarkan produk semen Conch yang baru berdiri di Sulut, dan dipastikan akan ada transaksi. Mereka menyatakan tertarik. Mereka juga minta jagung kita, ini peluang bagi Sulut karena mereka akan meminta secara rutin,” tuturnya.
Sejumlah pebisnis lain yang juga memiliki peluang yang sama, juga menawarkan komoditi yang sudah diolah. Sebaliknya, Sulut juga menawarkan palm sugar dan penganan lainnya.
“Intinya, pebisnis Filipina banyak tertarik dengan produk Sulut. Ada nike toreh dan kacang batik, wortel dan kentang. Saat ini mereka meng-compare harga dengan negara lain,” tukasnya.
Sebelumnya, Chairman Mindanao Development Authority, Emmanuel Pinol telah mengungkapkan ketertarikannya dengan komoditi asal Sulut. Tujuannya agar dapat memenuhi kebutuhan produk secara berkesinambungan.
“Sulut memiliki banyak produk dan kami berniat untuk membelinya, terutama saat panen kurang. Komoditi itu kami perlukan untuk pakan ternak maupun industri perunggasan,” tandasnya. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan