MANADO – Kasus virus korona (Covid-19) melonjak signifikan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Data hingga 15 Mei 2020, terjadi penambahan 22 kasus hingga totalnya menjadi 105 kasus.
Wakil Gubernur (Wagub) Steven Kandouw menegaskan, kondisi peningkatan kasus korona jangan dianggap sepele. Melainkan mesti menjadi perhatian bersama bagi semua elemen masyarakat dalam mematuhi imbauan pemerintah soal penerapan physical dan social distancing, gunakan masker dan rajin cuci tangan.
“Mari kita semua disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran penularan Covid-19,” ungkap Kandouw, Jumat (15/5/2020).
Apa yang ditegaskan Wagub Kandouw sangat beralasan. Karena sudah terbukti masyarakat yang masih lalai dalam penerapan disiplin protokol kesehatan Covid-19, justru membuat jumlah kasus positif terus meningkat.
“Salah satu cara memutus mata rantai penyebaran korona, yaitu kita harus disiplin menerapkan physical distancing dan social distancing, rajin cuci tangan dan gunakan masker,” tuturnya.
Mantan Ketua DPRD Sulut ini prihatin melihat lonjakan kasus korona, karena banyak masyarakat yang terjangkit, terlebih para tenaga medis yang menjadi garda terdepan.
“Kasihan saudara-saudara kita para tenaga medis ikut terpapar, jumlahnya saat ini hampir 30 orang karena menjalankan tugasnya,” sebut Kandouw.
Kandouw meminta Kepala Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Sulut untuk memperhatikan segala kebutuhan para tenaga medis yang menjadi garda terdepan.
“Ini tentu mesti jadi perhatian karena sudah banyak tenaga medis daerah ini yang terjangkit korona. Saya ingatkan soal Alat Pelindung Diri (APD) bagi mereka, perlakuan terhadap mereka dalam hal makanan, hak-hak mereka, intensif dan lainnya,” tukas Kandouw.
Pemprov Sulut sendiri, kata Kandouw, sangat menyeriusi upaya penanganan pandemi korona ini, dan tidak pernah berpikir untuk tebar pesona.
Menurutnya, puluhan miliar anggaran Pemprov Sulut dialokasikan untuk penanganan Covid-19 baik pengadaan ventilator, rumah singgah, masker, APD, rapid test, dan intensid tenaga kesehatan.
Hal tersebut tentunya patut diteladani pemerintah kabupaten/kota. Pasalnya, ada daerah refocusing anggaran untuk Covid-19 puluhan miliar, tapi untuk penganggaran alat-alat kesehatan dan stakeholder kesehatan hanya ratusan juta saja. (Rivco Tololiu)