MANADO – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berimbas pada naiknya inflasi di Sulawesi Utara, terlebih khusus di dua kota pencatatan Indeks Harga Konsumen (IHK), yakni Kota Manado dan Kota Kotamobagu.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (KPw BI Sulut) mencatat Kota Manado dan Kota Kotamobagu mengalami inflasi cukup dalam, masing-masing sebesar 1,03% (mtm) dan 1,23% (mtm) sepanjang September 2022. 

“Secara tahunan, inflasi Kota Manado tercatat sebesar 5,24% (yoy), dan Kota Kotamobagu sebesar 5,93% (yoy), lebih tinggi dari sasaran inflasi nasional yang sebesar 3±1% (yoy) dan merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir,” sebut Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat, Senin (3/10/2022).

Tingginya IHK di kedua kota tersebut pada September 2022 terutama disebabkan oleh penyesuaian harga BBM yang mulai berlaku sejak awal bulan. 

Komoditas bensin menjadi penyumbang utama inflasi di Manado dan Kotamobagu dengan andil masing-masing sebesar 0,91% (mtm) dan 1,07% (mtm).

“Ditinjau dari kelompok penyusunnya, Kelompok Transportasi di Kota Manado memberikan andil inflasi terbesar yaitu 1,25% (mtm). Komoditas yang mendorong inflasi dari kelompok tersebut adalah bensin, angkutan dalam kota dengan andil 0,31% (mtm), angkutan udara dengan andil 0,02% (mtm), dan solar dengan andil 0,01% (mtm),” jelasnya.

Menyikapi adanya penyesuaian harga BBM, Pemerintah Kota Manado telah menetapkan adanya kenaikan sebesar 20% pada angkutan dalam kota melalui Keputusan Walikota Manado No.235/KEP/D-17/Perhub/2022. 

Meski demikian, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau di Manado memberikan andil deflasi sehingga dapat menahan peningkatan tekanan inflasi bulan September 2022.

“Beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabai rawit masih menunjukkan penurunan harga karena terpenuhinya stok seiring dengan adanya periode panen dengan total andil -0,21% (mtm),” ungkap Arbonas. 

“Komoditas perikanan seperti ikan malalugis, ikan selar/tude, ikan tindarung, tuna, dan bubara memberikan tekanan inflasi total sebesar 0,15% (mtm) selain komoditas telur ayam ras, air kemasan, dan tomat yang juga mencatatkan kenaikan harga,” tambahnya.

Fenomena serupa terjadi di Kota Kotamobagu, di mana Kelompok Transportasi menjadi penyumbang inflasi terbesar di bulan September 2022 sebesar 1,61% (mtm). Komoditas bensin, tarif kendaraan travel, angkutan dalam kota, dan solar menjadi penyumbang utama inflasi dari kelompok transportasi.

“Dampak dari penyesuaian harga BBM ini diperkirakan dapat mempengaruhi berbagai komoditas barang dan jasa Iainnya. Sebagai contoh, secara umum komoditas beras dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau di Kotamobagu yang mengalami kenaikan terbesar dengan andil 0,12% (mtm) salah satunya disebabkan oleh tingginya harga bahan bakar untuk penggilingan,” paparnya.

Tingginya harga bahan bakar juga berpotensi memberikan disinsentif bagi nelayan untuk melaut, sehingga pasokan komoditas perikanan berkurang yang menyebabkan harga beberapa komoditas meningkat. 

“Sama halnya dengan di Kota Manado, komoditas ikan cakalang dan ikan bubara juga mengalami peningkatan di Kotamobagu dengan total andil 0,09% (mtm),” ungkap Arbonas kepada SINDOMANADO.COM.

Pada Oktober 2022, kenaikan harga beberapa komoditas Iainnya akibat meningkatnya biaya energi diperkirakan masih akan terjadi baik karena peningkatan biaya produksi ataupun distribusi. 

“Di samping itu, mulai terlihatnya peningkatan harga komoditas perikanan di September diperkirakan masih akan berlanjut. Namun demikian, masih terjaganya pasokan dan harga komoditas volatile food dapat menahan laju inflasi dalam jangka pendek,” kuncinya. (Fernando Rumetor)