
RATAHAN- Politisi sekaligus pengusaha muda asal Tombatu, Ivanry Matu angkat bicara terkait pengunduran dirinya sebagai Ketua DPC Gerindra Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).
Dirinya menganggap proses demokrasi melawan kotak kosong adalah bagian dari kepentingan elit partai. Sementara hak rakyat untuk memilih pemimpin terpasung.
“Secara undang-undang kotak kosong dibenarkan. Akan tetapi apa yang terjadi di Mitra, saya menilai Parpol telah gagal menyajikan proses demokrasi yang kompetitif,” ujar Matu.
Harusnya, kata dia, masyarakat diberi kesempatan untuk memilih pemimpin bukan hanya pada satu calon saja. Proses ini seperti halnya pemimpin yang hanya dipilih oleh para elit partai di DPRD, dan bukan dipilih masyarakat.
“Partai Gerindra telah memilih untuk ikut menyajikan kotak kosong. Nah sebagai pertanggungjawaban atas proses ini, saya pilih mundur dan tidak menjadi bagian di dalamnya,” kata dia.
Matu juga menegaskan dirinya tidak punya konflik pribadi dengan bakal calon petahana James Sumendap. Ataupun kecewa terhadap partai yang tidak mengakomodir dirinya. Hanya saja, dia memiliki pandangan politik berbeda. Demikian halnya dengan Partai Gerindra.
“Saya tegaskan bahwa di Partai saya sempat mengusulkan beberapa nama untuk dipertimbangkan diusung. Bukan saya saja. Akan tetapi hasilnya lain seperti ini. Saya sayangkan banyak kader potensial di Mitra yang tidak diakomodir hanya karena kepentingan elit partai,” pungkasnya. (marvel pandaleke/cr)
Tinggalkan Balasan