Tampak lima wanita penari Kabasaran asal Mitra. (Ist)

RATAHAN – Penari adat kabasaran pada umumnya dilakoni para kaum pria Minahasa. Namun tidak halnya dengan para penari kabasaran asal Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra). Tarian ini dilakoni lima wanita cantik yang dibina dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Mitra. Mereka tampil memukau pada acara peresmian Resting Area di Gunung Potong Desa Pangu, Kecamatan Ratahan Timur (Kamis 8/2) kemarin. Lengkap dengan pakaian serba merah dan kiasan khas kepala burung, kelima wanita cantik ini begitu menyita perhatian. Tak ayal mereka menjadi sasaran objek foto hingga diajak selfie oleh para tamu yang hadir.

Rezka Pandaleke, salah satu dari penari kabasaran mengungkapkan, penampilannya kali ini adalah yang perdana dan sangat dinikmatinya. “Awalnya pakaian adat ini terasa berat. Tapi lama lama sudah terbiasa,” ujar gadis cantik yang kini menimbah ilmu sebagai mahasiswi jurusan Ekonomi akutansi Universitas Sam Ratulangi Manado.

Dia bersama rekan rekan penari lainnya mengaku begitu menikmati peran ini.  Sebab dengan melakoni sebagai penari Kabasaran, mereka juga ikut membantu mempromosikan budaya dan adat serta pariwisata di kabupaten Mitra. “Semua orang bisa berkontribusi bagi daerah dengan beragam cara. Kami disini dengan cara kami yakni menjadi penari kabasaran. I Yayat U Santi,” ujarnya sembari mengangkat pedang.

Kepala Disparbud Mitra Desten Katiandago mengaku saat ini pemerintah kabupaten sangat konsen dengan pengembangan wisata budaya termasuk pelestarian tarian adat kabasaran. “Kalau di Mitra ada penari kabasaran dari kaum laki laki.  Tapi kita juga punya kelompok tarian kabasaran dari tim kesenian yang rata rata adalah anak muda di daerah,” tukasnya sembari memastikan jika mereka nantinya menjadi duta Mitra dalam promosi pariwisata. (marvel pandaleke/cr)