
RATAHAN – Farly Borang, 14, warga Desa Winorongian Induk, Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) lahir dengan kondisi lumpuh. Lahir di tengah keluarga petani, Farly luput dari perhatian pemerintah. Di tengah kondisi keterbatasan secara fisik, Farly hanya bisa menikmati fasilitas seadanya. Sebuah kursi roda terbuat dari kayu didesain sang ayah untuk menopang berat badannya.
Joddy Borang, sang ayah, bekerja sebagai petani cap tikus. Mimpinya adalah memberikan sang anak fasilitas kursi roda yang layak. Namun apa daya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja cukup sulit. “Ini kursi hanya dibuat sendiri. Pakai kayu dari kursi rumahan. Roda dibuat dengan bahan seadanya. Sejak lahir Farly sudah dalam kondisi seperti ini. Sekarang usianya sudah 14 tahun,” ujar Ody Kosegeran, salah satu keluarga Farly, melalui jejaring sosial Facebook. Dia berharap dengan kondisi ini, pemerintah mengulurkan tangan untuk membantu Farly. Setahu dia, ada bantuan kursi roda yang biasanya diberikan bagi kaum disabilitas. “Siapa saja yang berkerelaan akan sangat membantu keluarga. Terlebih pemerintah melalui Dinas Sosial untuk memberikan kursi roda,” ungkap Kosegeran. (marvel pandaleke/cr)
Tinggalkan Balasan