Ini Penjelasan Pemprov Soal Harga Kopra Anjlok

oleh
Kadis Perkebunan Provinsi Sulut Refly Ngantung/foto:istimewa

MANADO-Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memberi penjelasan soal harga Kopra anjlok yang menjadi viral di media sosial (medsos).

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sulut, Refly Ngantung menjelaskan, kelapa salah satu komoditi ekspor sehingga harganya sangat tergantung mekanisme pasar dunia (Pasar Roterdam).

“Kita tidak bisa mengatur harganya karena harus melihat kualitasnya,” kata Ngantung, Rabu (13/6/2018).

Dia menyebut, pihaknya mendorong petani kelapa di Sulut untuk memperhatikan kualitas kopra agar punya daya saing (kompetitif).
Berbagai langkah diupayakan seperti melatih petani kelapa agar lebih kreatif menghasilkan produk turunan kelapa, yakni minyak goreng, VCO, arang aktif, kokopit dan produk lainnya.

“Kita memberikan bantuan alat pengasapan bagi petani kelapa melalui kelompok tani (poktan) 10 unit setiap tahun di daerah sentra kelapa seperti di Minahasa, Minahasa Tenggara (Mitra), Minahasa Utara (Minut) dan Minahasa Selatan (Minsel),” jelasnya.

Selain itu, membentuk korporasi di tingkat desa melalui LEM ( lembaga ekonomi masyarakat sejahtera) yang akan mempermudah akses pasar, modal, sarana produksi dan teknologi.

“Ada juga bantuan alat pengolah hasil kelapa, seperti mesin pengolah minyak goreng dan mesin pengolah VCO,” paparnya.

Harga kopra anjlok ini menjadi viral menyusul keluhan petani kelapa asal Mitra, yang mengeluhkan harga kopra turun hingga Rp4000 per kilogram (kg). (ivo)