Tampak panorama di Pantai Batuputih. (Foto: KORAN SINDO MANADO)

MEMBELAH bukit, menempuh jalan berkelok. Pemandangan hijau berbalut udara adem ayem menghiasi perjalanan menuju Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih, Kota Bitung. Setiba di lokasi, pemandangan pohon merindang memanjakan mata, sejenak  lupa hiruk pikuk kota.

Tak jauh dari pintu masuk selamat datang, tampak lalu lalang Macaca Nigra atau sering disebut Yaki. Saat itu tepat jam 9 pagi, mereka sedang aktif-aktifnya. Ada yang jalan sendiri, ada yang berkelompok. Konon, saat hari siang, binatang endemik Sulawesi itu tidur.

Jangan salah, bukan hanya Yaki yang hidup di hutan ini, terdapat habitat asli berbagai binatang termasuk Tarsius. Binatang kecil mungil itu bahkan membuat berbagai peneliti luar negeri penasaran dan datang melihat langsung.

Selain itu, di sana ada burung Rangkong, Babi Hutan, hingga Anoa. Flora yang ada di hutan TWA Batuputih juga tak kalah eksotik. Pohon-pohon berbentuk unik dan tinggi menjadi ornamen yang melengkapi petualangan wisata. Soal Yaki, menurut Duta Yaki, Khouni Lomban-Rawung, populasinya tinggal sekira 2.000-an.

“Itu perkiraan kami. Memang sampai saat ini masih dalam penelitian. Kami berusaha agar populasi Yaki tidak terus  berkurang,” ucap Ketua TP-PKK Bitung itu. Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban juga mengingatkan kepada para petugas agar kawasan ini bebas dari sampah plastik.

Selain pesona hijau pepohonan, di dalam kawasan itu juga terdapat pantai. Lengkaplah petualangan wisata alam di sini. Pemandangan laut di bawah langit biru membuat kagum dengan kebesaran Tuhan yang Mahaesa di atas tanah Kota Bitung.

“Saya kagum dengan pesona alam di tempat ini. Ini benar-benar pengalaman yang seru dan menyenangkan. Ternyata bukan hanya sektor industri, sektor pariwisata di Kota Bitung juga potensial. Pengelolaan yang benar dan berkelanjutan pasti menjadikan pariwisata di sini terus maju dan dikenal dunia,” kata Direktur Operasional KORAN SINDO MANADO (KSM), Gladys Runtukahu yang membawa kru KSM berwisata di lokasi tersebut.

Nah, bagi Anda yang penasaran atau tengah merencanakan petualangan wisata, TWA Batuputih bisa menjadi pilihan. Jarak dari pusat Kota Manado menuju TWA Batuputih sekira 60 km atau dapat ditempuh sekira 2,5 jam perjalanan darat. Menariknya lagi, di lokasi ini juga ada tempat untuk berkemah. Namanya Camping Ground TWA Batuputih.

Di tempat ini sudah dibangun berbagai fasilitas. Untuk menjelajahi TWA Batuputih, Anda mesti menggunakan jasa pemandu yang sudah disediakan pihak pengelola. Selain meminimalisasi risiko tersesat di hutan, jasa pemandu juga  membantu menemukan tempat binatang langka biasa bertengger. (Claudia Rahim)