MANADO-Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bakal kembali dipercayakan sebagai tuan rumah kegitan Archipelagic and Island States (AIS). Kali ini, agenda tersebut akan dihadiri langsung oleh Presiden Negara-Negara Kepulauan lewat AIS Presedential Meeting di 2019.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulut, Ricky Toemandoek mengikuti pertemuan yang membahas soal evaluasi pertemuan AIS yang dihadiri para menteri Negara Kepulauan di Manado, waktu lalu. Pun pembahasan pelaksanaan AIS Presedential Meeting 2019, ikut dibicarakan bersama di Bandung Hotel Mercure, Rabu (19/12).
Kata Toemandoek, pelaksanaan AIS yang difasilitasi Pemprov Sulut digelar sangat sukses. Menko Luhut Panjaitan sangat mengapresiasi kerja keras dari Kemenkomar, Pemrov Sulut dan UNDP, karena penyelenggaraan AIS melebihi ekspektasi yg diharapkan.
“Tanggapan para peserta AIS juga sangat mengapresiasi penyelenggaraan AIS, sehingga mereka mengusulkan kepada Menko agar dapat menjadwalkan AIS Presidential Meeting di Sulut pada 2019 nanti. Sampai saat ini, pak Menko sering menyampaikan apresiasi atas kerja sama pelaksanaan AIS pada setiap rapat koordinasi di lingkup Kemenko Maritim,” ungkap Toemandoek.
Lanjut dia, hasil evaluasi secara teknis merekomedasikan perlunya kerja sama yang lebih paripurna dalam rangka persiapan AIS Presedential Meeting pada tahun 2019. Kata Toemandoek, lewat pertemuan tersebut dibicarakan pembagian tugas, peran dan tanggungjawab baik Kemenko Maritim, pemda dan UNDP, harus lebih diperkuat sehingga masalah teknis yg mungkin terjadi dapat diminimalisir.
“Dibicarakan juga bila perlu sampai driver dan petugas penghubung dapat di asistensi dan diberi bimtek tentang hospitality,” tuturnya.
Selain itu, dijelaskannya, ketersediaan Hotel Bintang 5 dan sarpras pendukung di destinasi wisata harus dioptimalkan. Tingkat hospitality harus di-upgrade, sampai pada kepekaan menyajikan makanan yang pas dengan rasa (taste) para peserta.
“Jumlah interpreter di Sulut harus di tambah, sekaligus kompetensi para liaison officer untuk menjembatani komunikasi antara peserta dan penyelenggara kegiatan,” paparnya.
Toemandoek mengakui, peran Hubungan Masyarakat (Humas) harus lebih ditingkatkan dalam penyelenggaraan AIS di Manado. Seperti info tentang cuaca yang belum disajikan dalam leaflet.
“Padahal lewat evaluasi tersebut, info cuaca atau weather forecast ternyata sangat penting. Para peserta AIS sering menanyakan hal ini secara langsung, dan tidak ada yang bisa memberitahukan info cuaca secara komprehensif,” bebernya.
Dia menuturkan, penyelenggaraan AIS tahun depan akan melibatkan para peneliti dan akademisi Sulut, serta keterlibatan pemprov di pulau Sulawesi. Direncanakan juga, akan akan ada slot dimana peneliti dan akademisi Sulut dapat mempresentasi hasil penelitian terkait ekowisata dan kemaritiman dalam acara Senior Official Meeting AIS 2019.
“Menko Luhut Panjaitan sangat salut atas manajemen pelaksanaan kegiatan, dimana Bapak Gubernur Olly Dondokambey, terlihat sangat proaktif dengaan ide kreatifnya terkait pelaksanaan presidential meeting dan kerja sama pariwisata Negara-negara pulau kecil,” tukasnya.
Toemandoek menambahkan, UNDP akan membantu dalam hal tindak lanjut bimtek kewirausahaan untuk para pemuda Sulut, dimana Sekretariat AIS di kantor UNDP akan memfasilitasi kaum muda Sulut untuk mengembangkan ide kreatif sekaligus melatih kaum muda Sulut dalam mendorong jiwa wirausaha.
“Pada pertemuan kemaritiman di Polandia, turut dibahas hasil evaluasi AIS tingkat international. seluruh peserta menyatakan salut atas penyelenggaraan AIS di tSulut, bahkan member dari Polandia sangat tertarik untuk mengeksplore Sulut saat pelaksaanaan AIS tahun 2019,” pungkasnya. (rivco)