Sanggar Tolu, Wadah Mahasiswa Salurkan Bakat Seni

oleh
ampak, tampilan para penari kabasaran dari Sanggar Tolu Unima. (Ist)

MANADO-Sanggar Seni Toar Lumimuut (Tolu) atau yang lebih dikenal dengan Sanggar Seni Tolu, merupakan sebuah organisasi intra kampus di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado (FBS Unima). Berdiri sejak 6 Juli 2004, Sanggar seni ini merupakan salah satu kiblat seni budaya Minahasa di kampus Unima.

Jonathan Worotitjan, salah seorang pendiri Sanggar Tolu mengungkapakan pada awal terbentuknya sanggar ini bergerak dalam bidang seni budaya minahasa khususnya, dan nusantara pada umumnya.

Organisasi ini membidangi seni rupa, seni musik, tarian daerah seperti kabasaran dan katrili, tarian modern, dan teater. Kami juga pernah beberapa kali pentas pada acara-acara gereja, HUT desa, sampai acara perkawinan. Kami bahkan sempat membuat Kawin Adat di daerah selatan Minahasa pada 2006 silam,” terangnya, Senin (25/2/2019).

Menurutnya, Sanggar Tolu mulanya merupakan Ide kreatif Prof Ruddy Pakasi, yang pada saat itu

menjabat Pembantu Dekan 3 FBS-Unima. Selanjutnya, dibentuk oleh mahasiswa jurusan seni rupa serta mahasiswa bahasa dan Sastra Indonesia.

Mereka adalah Frangky Sampouw, Jonathan Worotitjan, Alfian Sumolang, Stefen Sambur, Deddy Gosal, Denny Momongan dan Markus Tine. Dia juga menerangkan, pada kiprahnnya Sanggar Tolu telah berkontribusi bagi perkembangan seni di Minahasa dengan membentuk beberapa sanggar binaan di beberapa desa, diantaranya Poigar, Dua Sudara, Modoinding, Tondei dan beberapa tempat lain. Selain membentuk sanggar, Sanggar Tolu juga hingga kini cukup aktif memberikan pelatihan di beberapa sekolah yang mengajak kerja sama. Eksistensi Sanggar Tolu di kampus menurutnya diimplementasikan lewat loyalitas meraka dalam mengisi acara pada tingkatan Rektorat.

Di kampus sendiri kami cukup sering diundang mengisi acara, seperti menjemput tamu kehormatan, biasanya mentri, anggota DPR-RI, Rektor dari luar, hingga tamu-tamu kehormatan lain yang datang ke Unima. Selain menjemput tamu kami juga sering diundang mengisi acara kampus seperti Wisuda dan acara lain,” terangnya lagi.

Dia juga menambahkan pada 2018 lalu Sanggar Tolu telah melaksanakan pagelaran Seni Budaya Benteng Moraya di Tondano bersama-sama dengan beberapa organisasi lain dan sanggar binaan. Kegiatan yang berlangsung tiga hari tersebut tidak hanya menampilkan pertunjukan budaya Minahasa saja namun juga budaya kontemporer.

Seni Kontemporer juga kami pelajari, seperti penggabungan seni tradisional dan tarian modern, teater kontemporer dan lain sebagainya. Hal tersebut tetap dikembangakan oleh pengurus dan anggota hingga saat ini. Selain berkesanian, aktivitas lain Sanggar Tolu adalah pendidikan dan diskusi. Diskusinya tentang sosial-budaya, hukum, ekonomi, politik serta situasi daerah dan nasional. Tak hanya dengan sesama anggota, kami juga berdiskusi dengan organisasi lain intra maupun ekstra kampus,” tambahnya. (Ilona piri)