MANADO—Bank Indonesia mendorong pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencari sumber baru pertumbuhan ekonomi daerah.
Ketua IV PP ISEI Pusat Edhie Purnawan mengatakan, pemerintah daerah mesti memperkuat sumberdaya manusia (SDM). Sebab dia menilai dengan SDM yang unggul dapat meningkatkan daya saing.
“Untuk sulut saya kira SDM-nya perlu ditingkatkan supaya punya daya saing,” papar Edhie, saat Seminar Nasional dengan tema “Mendorong Investasi yang Mendukung Sektor Industri di Provinsi Sulawesi Utara” yang dirangkaikan dengan “Pelantikan Pengurus ISEI Manado, Sulawesi Utara Periode 2019-2022”, Senin, 15/7/2019
“Seperti kata presiden Jokowi bukan seberapa besar tapi seberapa cepat kita mampu berlari, makanya SDM sangat penting,” tuturnya.
Kata Edhie yang juga Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia dan juga Faculty Member Bank Indonesia Institute, selain SDM, pembangunan infrastruktur di Sulut perlu ditingkatkan diantaranya jalan. Sebab kata dia, dengan konektivitas akan mempermudah masuknya investasi. Tak hanya itu, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga akan terbantu dengan infrastruktur yang baik.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan, pihaknya terus mendorong pemerintah untuk memaksimalkan potensi daerah demi menopang pertumbuhan ekonomi. Pasalnya saat ini ekonomi sulut masih bertumpu pada sektor pertanian. “Kami mendorong perlunya mencari sumber pertumbuhan ekonomi lainnya, salah-satunya melalui investasi,” ujar Arbonas.
Arbonas mengatakan, dengan masuknya investasi memiliki potensi multiplier effect pada ekonomi daerah. Khususnya di sektor industri yang dipercaya akan mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. “Sebenarnya perekonomian Sulut mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi yang dapat didorong lebih lanjut untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,” paparnya.
Karena itu Bank Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sulut untuk memberikan masukan dan solusi-solusi konkrit terutama dalam hal meningkatkan daya saing investasi di Sulut.
Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian global maupun nasional sedikit juga berpengaruh terhadap perekonomian Sulut.
Di mana, dampak yang dirasakan saat ini, terjadi penurunan harga komoditas di pasar internasional telah berdampak pada turunnya permintaan terhadap komoditas ekspor unggulan Sulut, kopra misalnya, yang berdampak pada penurunan kinerja ekspor Sulut yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sulut. Sementara itu, secara tidak langsung perkembangan ekonomi global dan nasional tersebut berimbas pada menurunnya investasi, khususnya di sektor-sektor industri orientasi ekspor Sulut.
“Terihat bahwa dalam beberapa periode terakhir perekonomian Sulut, meskipun tumbuh relative tinggi dibandingkan nasional, namun kami melihat pertumbuhan tersebut masih dapat didorong lebih tinggi,” jelasnya. (stenly sajow)
Tinggalkan Balasan