MANADO-Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Daerah (PMDDS) Provinsi Sulut menggenjot program pelatihan bagi masyarakat dalam mengelola potensi Sumber Daya Alam (SDA) di wilayah masing-masing.

Kepala Dinas PMDDS Sulut, Royke Mewoh melalui Kabid Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat Desa (PPMD) Jimmy Ranti mengatakan, program pelatihan dan sosialisasi ini disambut baik masyarakat.

Program ini untuk melatih dan pemberdayaan masyarakat memperoleh pendapatan dengan mengelola potensi SDA,” kata Jimmy, Kamis (1/8/2019).

Lanjut dia, program ini sasarannya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan nelayan. Pihaknya menggandeng Balai Riset dan Standarisasi (Baristand) Industri Manado.

Mereka yang memberikan pelatihannya kepada masyarakat. Kita akan dorong lewat pelatihan untuk menggenjot perogram Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK),” ungkapnya.

Dijelaskan Jimmy, pelatihan ini belum lama digelar pihaknya di Kabupaten Bolmong Timur (Boltim). Kegiatan yang difasilitasi Dinas PMD Boltim mendapat antusias yang besar dari masyarakat.

Respek warga sangat luar biasa. Mereka ingin bertanya cara mengelola potensi SDA untuk dijadikan produk yang bernilai,” jelasnya.

Dia mencontohkan, seperti halnya kelapa yang bisa dimanfaatkan kuanya untuk dijadikan sirup kelapa. Begitu juga ikan yang dapat dikelola menjadi bakso dan jenis lainnya.

Nah, dari situ warga jadi tertarik. Beberapa diantaranya sudah berani mencoba baik perorangan dan berkelompok,” tuturnya.

Jimmy menuturkan, pengelolaan potensi SDA tersebut mesti ditunjang dengan peralatan teknologi tepat guna. “Kalau di Bolsel warganya meminta bantuan alat untuk membela kemiri. Peralatan tersebut telah disalurkan secara bertahap kepada kelompok masyarakat,” katanya.

Menurutnya, pelatihan masyarakat mengelola potensi SDA sangat berarti untuk pemberdayaan agar warga punya penghasilan. Apalagi saat ini Sulut lagi dikunjungi banyak wisatawan, pastinya produk warga jika dikelola dengan baik akan mendatangkan banyak kentungan.

Kita juga rutin mengikuti Pameran Gelar Teknologi Tepat Guna yang juga ikut mempromosikan produk dan potensi daerah di 15 kabupaten/kota. Intinya, potensi SDA mesti dimanfaatkan untuk dikelola agar mempunyai nilai jual yang membantu masyarakat desa sendiri,” tandasnya. (rivco tololiu)