MANADO – Wakil Gubernur Steven Kandouw mengatakan pencegahan terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) butuh peran aktif dari masyarakat.
Dia menyebut, penting itu diseriusi karena kondisi saat ini banyak sekali terjadi kebakaran lahan dan hutan meski skalanya kecil, tetapi dampaknya sangat berbahaya.
“Apalagi sesuai informasi BMKG sudah memprediksi puncak kemarau pada September ini. Itu sangat berpotensi masih terjadinya Karhutla,” ungkapnya, Minggu (1/9/2019).
Lanjut Kandouw, peran serta masyarakat menjadi penting membantu pemerintah serta stakeholder terkait untuk mencegah serta menanggulangi Karhutla.
Dia kembali mengingatkan arahan Presiden Joko widodo (Jokowi) soal Karhutla yaitu prioritas pencegahan, tanggap apabila menemukan titi api kecil dan tidak meremehkan adanya titik panas, segera mungkin padamkan api dan penegakan hukum bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan.
“Pencegahan kebakaran hutan menjadi tanggung jawab semua komponen bangsa. Presiden sangat menyeriusi pencegahan dan penanganan kebakaran. Bahkan memerintahkan Forkopimda semua provinsi memberi perhatian khusus masalah ini,” jelasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut Joy Oroh menjelaskan, ada tiga hal yang menjadi perhatian.
Pertama, pencegahan, artinya melalui sistem peringatan dini, manajemen tata air dengan sekat kanal embung air, patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan, kampanye serte peningkatan kapasitas, didamping itu penyiapan dan mobilisasi sumberdaya.
Kedua, pemadaman, artinya pemadaman mandiri oleh TNI, Polri, MA, MPA, BPBD, RPK perusahaan, perkebunan/kehutanan dan masyarakat, dan pemadaman melalui water bombing serta modifikasi cuaca.
Ketiga, penanganan pascakebakaran, maksudnya, pengumpulan data dan informasi penegakan hukum dengan pendekatan sistem multidoors rehabilitasi.
“Kiranya juga masyarakat dapat bersama pemerintah untuk mengawasi kondisi hutan dan lahan di musim kemarau saat ini. Kalau ada ditemukan kebakaran meski skala kecil, cepat dipadamkan dengan berkoordinasi bersama instansi terkait,” ketusnya.
Oroh juga mengimbau warga untuk tidak membakar sesuatu di area perkebunan dan kawasan hutan, karena dampaknya bisa menjadi kebakaran yang besar.
“Jangan sekali-kali membakar sesuatu dengan tujuan membuka lahan misalnya, atau untuk pembersihan. Itu sangat rawan di musim kemarau saat ini,” pungkasnya. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan