MANADO- Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulut. Menarik, pembahasan terkait eceng gondok di Danau Tondano Kabupaten Minahasa. Terungkap, pupuk terbuat dari eceng gondok yakni kompos tidak diminati masyarakat.
“Terkait pengelolahan eceng gondok, kita sudah mencari solusi sejauh ini DLH sudah memberikan bantuan kepada tujuh kelompok petani dan ukm serta mesin pencacar eceng gondok. Dimana eceng godok bisa dijadikan pupuk dan lainnya,” ujar Marly Gumalag, saat RDP bersama komisi IV, Selasa (29/10/2019).
Lanjut dia, DLH juga sudah berusaha mencari pembeli eceng gondok yang akan dibeli ke masyarakat, dimana masyarakat bisa mengambil eceng gondok dari danau disekitar tempat tinggal dan menjualnya ke pembeli.
“Satu karung eceng gondok bisa capai Rp2.000-Ro4.000, nanti akan di buat pupuk. Tapi ketika sudah dibeli oleh pengusaha untuk menjualnya sangat susah akhirnya terhenti. Itu yang kedepan kita akan cari solusi agar bisa ada benang merah,” terang dia.
Anggota DPRD Sulut Careig Naichel Runtu mengatakan, terkait eceng gondok dari tahun 2009 masalah tersebut jadi permasalahan krusial karena eceng gondok tidak bisa dibasmi. Perlu tentu peran Pemprov, apalagi jika kita lihat anggaran hanya sekira Rp56 juta.
“Saya meminta untuk kedepan kiranya bisa dikaji kembali terkait anggaran eceng gondok. Tentu dengan kerjasama bersama Pemkab Minahasa. Saya pikir eceng gondok ini kalau diseriusi bukan hanya bisa dibuat pupuk saja, tapi ada manfaat lain yang bisa dirasakan oleh petani dan ke pengrajin pun bisa,” pungkas dia. (valentino warouw)
Tinggalkan Balasan