Ekonomi Sulut Tumbuh Melambat di 5,2%, Ini Penyebabnya

oleh
Berdasarkan data, pada triwulan III/2019 hanya mencapai 5,20%. Hal ini perlu mendapat perhatian serius pemerintah daerah. Istimewa

MANADO— Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tumbuh melambat. Berdasarkan data, pada triwulan III/2019 hanya mencapai 5,20%. Hal ini perlu mendapat perhatian serius pemerintah daerah.

“Ekonomi Sulawesi Utara triwulan III 2019 tumbuh 5,20% (yoy),” ujar Kepala BPS Sulut Ateng Hartono, Selasa, 5/11/2019.

Ateng mengatakan, beberapa perlambatan terjadi sektor jasa lainnya, di mana pada triwulan  III/2018 tumbuh 2,42% sedangkan di  triwulan III/2019 hanya 2,38%. Kemudian konstruksi dari 1,2% menjadi 0,77%, sektor transportasi dari 0,67% menjadi 0,58%, sektor perdagangan dari 1,20% menjadi 0,77%. Kemudian sektor industri dari 0,15% menjadi -0,10%.

Sementara itu,  dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh sebagian besar lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 20,66%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang tumbuh sebesar 7,27%.

Ateng menjelaskan, struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulut menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan III/2019 belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Pertanian, kehutanan dan perikanan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi, dan transportasi dan pergudangan masih mendominasi PDRB Sulut. Masing-masing kontribusi sebesar 20,51%, 12,65%, 12,05%, dan 11,24%.

“Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sulut triwulan III-2019 (yoy), lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor memiliki sumber pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 1,01%, diikuti oleh konstruksi sebesar 0,77%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 0,73% dan transportasi dan pergudangan sebesar 0,58%,” paparnya.

Lanjut dia, ekonomi Sulut triwulan III/2019 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh sebesar 4,90%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 17,75%. Tingginya pertumbuhan tersebut disebabkan oleh terus tumbuhnya wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang didukung juga oleh beberapa event di triwulan III/2019.

Selain itu, lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang tumbuh masing-masing 13,78% dan 12,53% juga ikut menjadi pendorong pertumbuhan di triwulan ini.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulut Norma O. F. Regar menambahkan, ekonomi Sulut secara kumulatif hingga triwulan III/2019 dibanding kumulatif hingga triwulan III-2018 (c-to-c) tumbuh sebesar 5,73%. Pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha kecuali lapangan usaha Industri Pengolahan dan Jasa Keuangan dan Asuransi yang masing-masing tumbuh -0,94% dan -0,05%. “Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh sebesar 13,09%, diikuti oleh Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 11,19% dan Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es sebesar 8,41%,” terangnya.

Dia mengatakan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2019 terhadap triwulan III/2018 (yoy) terjadi pada beberapa komponen, kecuali Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang mengalami kontraksi sebesar 1,66% dan komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi sebesar 1,12%.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen PK-RT sebesar 7,27%,  diikuti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 7,01%, dan komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 2,95%.

Struktur PDRB Sulut menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan III/2019 masih didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) serta ekspor barang dan jasa.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sulut triwulan III/2019 (yoy), komponen PK-RT menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 3,31%. Hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk, pelaksanaan pengucapan syukur di lima kabupaten/kota yaitu Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Minahasa, Manado, dan Tomohon dan menyambut tahun ajaran baru di Bulan Juli. Untuk sumber pertumbuhan tertinggi kedua yaitu komponen PMTB sebesar 2,71%.

Pertumbuhan pada komponen PMTB terjadi karena masih berlanjutnya percepatan penyelesaian beberapa proyek nasional di Provinsi Sulawesi Utara, peningkatan belanja modal dan dilakukannya investasi untuk eksplorasi. Sementara itu, komponen PK-LNPRT memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,06%. (stenly sajow)