MANADO – Wakil Gubernur Steven Kandouw mengakui Pemprov Sulut akan melakukan pembenahan di sektor pendidikan supaya lebih berkualitas sejajar dengan daerah lain di Indonesia.
Salah satu cara yakni dengan melalakukan assessment pada calon kepala sekolah (kasek) sebelum memangku jabatannya.
“Pak gubernur sudah sepakat, kalau mau jadi kepala sekolah harus assessment dulu,” ungkap Kandouw, Kamis (21/11/2019).
Dia mengakui, kebijakan ini satu bagian dari rencana besar Pemprov Sulut membenahi dunia pendidikan Sulut yang dinilai terpuruk.
“Memenuhi syarat, pangkat dan cakap.Kalau tidak qualified tidak ada cerita,” tuturnya.
Penting itu dilakukan, karena menurutnya, banyak lulusan daerah ini masih kalah bersaing dengan lulusan dari luar daerah. Sebagai contohnya dari sisi perektrutan instansi.
“Di Bank Indonesia sudah 20 tahun tak ada yang lolos seleksi dari Sulut. Belum lagi di Fakultas Kedoktoran Unsrat, 60 orang masuk program Bidik Misi, 54 dari luar daeah, dan hanya enam orang dari Sulut,” bebernya.
Lanjut Kandouw, hal yang sama juga terlihat di IPDN, karena waktu lalu hanya lolos sebanyak 15 orang.
“Beruntung pak gubernur bisa turun tangan hingga dapat menjadi 50 orang. Lulusan kita masih sulit bersaing,” akunya.
Dia menilai, penempatan orang di sektor pendidikan harus paham akan tugasnya serta berkompeten di bidangnya.
“Begitu juga program-program terkait pendidikan harus dikeroyok untuk membangun sumber daya manusia,” tuturnya.
Kandouw mencontohkan, penggunaan dana desa (dandes) sangat bermanfaat untuk mendorong program pendidikan tersebut.
“Misalnya sewa guru untuk tambah belajar anak-anak di desa, pasang wife supaya bisa belajar,” tukasnya.
Pengurus Forum Masyarakat Peduli Pembangunan dan Pendidikan (Formid) Sulut, Decky Mintje mendukung langkah Pemprov Sulut untuk melakukan assessment bagi calon kepala sekolah.
“Ini sangat baik, supaya dapat dilihat kepala sekolah yang mempunyai kapasitas dan mampu mengurus sekolahnya, terlebih dapat mendorong menciptakan lulusan yang berkualitas,” akunya.
Dia juga berharap, setiap guru khususnya di SMA/SMK mesti rutin diikutkan dalam pelatihan guna menambah wawasan soal teknik dan cara belajar dengan menggunakan teknologi.
“Anak-anak sekarang sudah hebat menggunakan teknologi untuk mencari sesuatu. Nah, ini sangat penting untuk disesuaikan dengan pola mengajar supaya bisa menyesuaikan dengan kemajuan teknologi saat ini,” sebut Mintje. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan