BI Kembangkan UMKM Sulut Go-Digital

oleh
Urban Economy Festival 2019, kegiatan kreatif yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara di Gedung Bank Indonesia Kantor Lama di Manado. Istimewa

MANADO—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara terus mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) go-digital dan berorientasi pada ekspor.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulut   Arbonas  Hutabarat mengatakan, di era digital para pelaku usaha harus mencermati secara detail masa transisi yang tengah melanda dunia usaha termasuk UMKM.

“Perkembangan teknologi digital membuat pola perilaku masyarakat cenderung lebih suka berbasis online, khususnya dalam proses pembelian produk serta pembayaran. Hal ini merupakan peluang bagi pelaku usaha untuk turut ikut meningkatkan akses pasar melalui e-commerce (online) serta memperluas pilihan metode pembayaran non-tunai guna mendukung perekonomian digital,” jelasnya disela  Urban Economy Festival 2019  dengan tema  Menciptakan Pelaku UMKM Kreatif Unggulan Sulawesi Utara yang Berorientasi Ekspor dan Mendukung Pengembangan Pariwisata, Minggu, 24/11/2019.

Sebab kata dia, berdasarkan data GSMA Intelligence Januari 2019, diketahui bahwa jumlah mobile subscriptions (pengguna mobile phone) di Indonesia mencapai 355,5 juta atau 133% dari jumlah populasi Indonesia dengan kondisi demografi Indonesia didominasi oleh kaum muda. Data ini menunjukkan bahwa andil teknologi dalam kehidupan memang sudah tidak dapat dipisahkan.

Tidak hanya digitalisasi, rencana pemerintah untuk menetapkan Manado sebagai kota metropolitan dan penetapan Likupang di Sulut sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Hal ini menuntut UMKM Sulut juga untuk siap dalam melakukan pengembangan produknya agar lebih memiliki nilai jual dan daya tarik baik bagi pasar ekspor maupun wisatawan mancanegara.

Adapun, pelaksanaan Urban Economy Festival 2019 merupakan salah satu langkah strategi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara untuk menghubungkan UMKM Sulut dengan korporasi penyedia platform digital (terkait pembiayaan pembayaran, dan/atau pemasaran), lembaga keuangan, serta aggregator ekspor dan/atau calon investor.

Langkah ini untuk memfasilitasi business matching (temu bisnis) dan business coaching (konsultasi bisnis) bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan kapasitas bisnis dan memperluas akses pasar UMKM.

Acara  dilaksanakan di Gedung Bank Indonesia Kantor Lama yang dulunya merupakan De Javasche Bank. Lokasi ini merupakan simbol budaya/ heritage yang dimiliki Bank Indonesia. Pembersihan dan peremajaan kembali lokasi untuk digunakan sebagai acara menyimbolkan efisiensi urban (revive-reuse-recycle).

Tidak hanya mengedepankan unsur budaya dan keunggulan karya anak bangsa di bidang fashion, kerajinan, kuliner dan digital, Urban Economy Festival 2019 juga akan mengedepankan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) selama pelaksanaan acara sebagai respon terhadap digitalisasi dari segi pembayaran. Seluruh transaksi akan dilakukan secara non-tunai dengan mengedepankan penggunaan QRIS (Quick-Response Code Indonesia Standard) melalui platform pembayaran digital serta penggunaan EDC. (stenly sajow)