BITUNG – Setelah dirawat terpisah selama seminggu, dua pasien dalam pengawasan (PDP) asal Kota Bitung dinyatakan positif virus korona (Covid-19). Hal ini diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Bitung, Franky Ladi, setelah menerima informasi resmi dari Gugus Tugas Provinsi Sulut, Minggu (26/4/2020).

“Hari ini Kota Bitung telah ketambahan dua orang asal Kecamatan Maesa berstatus positif. Sehingga total akumulasi kasus positif di Kota Bitung menjadi tiga orang. Kedua warga terkonfirmasi positif ini merupakan daftar pasien nomor 37 dan nomor 38 Sulut,” ungkapnya.

Lanjut dia, pasien 37 memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah, sedangkan pasien 38 merupakan kontak erat resiko tinggi (KERT) dari pasien 37. “Seperti yang saya ungkapkan minggu lalu saat mereka berdua masih dirawat, pasien 37 dirawat di RSUP Prof Kandou dan pasien 38 dirawat di RS TNI AD Wolter Mongisidi Teling,” tuturnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bitung dr Jeaneste Watuna menambahkan, kedua pasien yang terkonfirmasi positif tersebut adalah sepasang suami-istri, laki-laki umur 38 dan perempuan umur 32 tahun asal Kecamatan Maesa. “Sang suami memiliki riwayat perjalanan dari daerah dengan transmisi lokal, sedangkan sang istri adalah kontak erat dengan suaminya. Keduanya sudah dirawat sejak 18 April lalu di dua RS yang berbeda. Laki-laki di RSUP Prof Kandou sedangkan perempuan di RS Teling,” ujarnya.

Watuna juga menambahkan, laki-laki mengalami gejala sesak napas dan batuk, sedangkan perempuan hanya gejala batuk. Untuk kontak erat dengan kedua pasien ini terus di-tracing. Hal ini harus terus dilakukan agar bisa secepatnya memutus mata rantai penyebaran virus Korona di Bitung. “Laki-laki merupakan pengusaha transportasi laut, sedangkan perempuan adalah salah satu ASN di Pemkot Bitung, dengan demikian tiga orang asal Kota Bitung berstatus positif,” bebernya.

Watuna juga mengingatkan pesan Wali Kota Bitung agar masyarakat tetap tinggal di rumah, memakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan pada air yang mengalir dengan sabun serta menghindari perkumpulan yang menghadirkan banyak orang. (Yappi Letto)