BOLSEL – Melihat ada salah satu pasien yang hanya dirawat di tenda screening milik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bolsel, anggota DPRD Kabupaten Bolsel Zulkarnai Kamaru sontak merasa tak terima dan meminta kepada para petugas medis memindahkan pasien ke fasilitas yang memadai untuk bisa memperoleh perawatan medis yang layak.

Hal itu berawal ketika Ketua Komisi II DPRD Bolsel ini keluar RSUD setelah sebelumnya menjenguk beberapa pasien yang dirawat di RSUD setempat. Betapa kagetnya ia ketika melihat ada pasien perempuan usia tua yang terbaring lemas di tenda screening milik RSUD setempat. Tanpa pikir panjang Zulkarnain pun meminta agar pasien tersebut segerah dipindahkan ke dalam ruagan perawatan.”Dok, mo sampai kapan pasien dirawat dalam tenda? Sadiki lagi somo hujan, kalau bisa segera pindah ke ruang perawatan,” ketus Zulkarnain.

Dia pun berharap pihak RSUD dapat memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh pasien. “Saya minta berikan pelayanan prima bagi pasien,” tegasnya. Menariknya, setelah permintaan anggota DPRD ini agar pasien bisa dipindahkan ke ruang perwatan, Politisi asal PDI-Perjuangan ini pun turut membantu proses evakuasi pasein. Dimana dengan menerapkan protokol Covid-19, yakni mengunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap milik RSUD setempat, ia dan bersama tim medis melakukan pemindahan pasien di ruang isolasi milik RSUD setempat. “Saya lihat petugas kesehatan yang laki-laki hanya dua orang, jadi saya berinisiatif untuk membantu mereka,” ungkapnya, Kamis (17/9/2020).

Sebelumnya, salah satu dokter yang bertugas di tenda screening mengatakan jika, pasien tersebut merupakan rujukan dari Puskesmas Milangodaa, yang setah dilakukan rapit tets ternyata reaktif Covid-19. “Jadi, pasien berstatus PDP setelah dilakukan rapid test hasilnya reaktif,” ujarnya.

Terpisah, Direktur RSUD Bolsel, dr Sri Pakaya mengatakan jika, proses pemeriksaan awal yang akan dirawat di RSUD samua hatus melewati tenda screening itu. “Kalau rujukan pasien yang  hasil rapid test reaktif, wajib lewat tenda pemeriksaan dulu baru kemudian di periksa kembali jika ada keluhan langsung dirawat ke ruang isolasi, kalau non reaktif dirawat ke Unit Gawat Darurat (UGD).” terang dr Sri.

Dia menambahkan lagi jika, pasien tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien positif, juga bukan pelaku perjalanan luar daerah. Namun katanya dua minggu lalu cucunya datang ke kampung tapi tidak terkonfirmasi positif atau rapid testnya non reaktif.”Jadi waktu dilakukan screening tidak ada kontak dengan pasien positif. Dia cuma merasa pusing dan keram,” ujarnya. (Irfani Alhabsyi)