LUMAJANG – Masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) mesti meningkatkan kewaspadaan dan terus berdoa agar bencana yang terjadi di wilayah Indonesia tidak meluas.

Jumat (15/1/2021), Sulawesi Barat (Sulbar) terjadi gempa bumi 6,2 SR yang mengakibatkan sejumlah bangunan ambruk. Terdapat juga korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi dini hari tersebut.

Akibat cuaca ekstrem yang terjadi di Sulawesi Utara (Sulut) beberap hari terakhir, sejumlah tempat mengalami banjir. Sabtu (16/1/2021) terjadi tanah longsor yang memakan korban jiwa, bahkan banjir menenggelamkan puluhan rumah.

Kabar tidak sedap akibat bencana juga dialami warga lereng Gunung Semeru. Warga di sana diminta tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer (km) dari kawah atau puncak Semeru dan jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. Permintaan ini disampaikan Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) Yanuar Rachmadi menyusul aktivitas Gunung Semeru yang meningkat dengan luncuran awan panas.

“Kami juga meminta warga mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru . Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” katanya, Sabtu (16/2/2021).

Telah terjadi Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru dengan jarak luncur kurang lebih 4,5 kilometer pada Sabtu (16/1) sore pukul 17.24 WIB. Selengkapnya: https://t.co/vT6EJRfYt0 #InfoBencanaBNPB pic.twitter.com/l3Q3501Bxo — BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) January 16, 2021.

Yanuar juga meminta warga menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas. Sebab, saat ini suhunya masih tinggi. Perlu diwaspadai juga potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru juga perlu diwaspadai. Ini mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk. (Redaksi/Sindonews)