JAKARTA – Nilai tukar Rupiah berpotensi tertekan hari ini terhadap dollar Amerika Serikat (USD) seiring dengan penurunan indeks saham global. Selain itu, kebijakan pemangkasan suku bunga acuan BI juga membantu memberikan tekanan ke rupiah karena perbedaan yield dengan dollar AS kian menipis.
“BI juga menurunkan angka prediksi pertumbuhan PDB 2021 karena kasus covid-19 yang masih meninggi di Indonesia,” kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (19/2/2021).
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3%-5,3%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada kisaran 4,8%-5,8%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, revisi ini sejalan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2020.
Sementara itu Ariston juga menerangkan, Positivity rate Covid-19 di Indonesia masih tergolong tinggi dan hal ini menambah tekanan ke rupiah. “Potensi kisaran hari ini di kisaran Rp14.000-Rp14.050 per USD,” tandasnya.
Sebagai informasi sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17-18 Februari 2021 diputuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan sebesar 2,5 basis point (bps) menjadi 3,5%.
Sedangkan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 2,75% dan suku bunga Lending Facility dipangkas 25 bps di level 4,25%.
(Sumber: sindonews.com)
Tinggalkan Balasan