MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) Pembangunan dan Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Sulut di Hotel Luwansa, Manado, Senin (4/10/2021).

Rakorev tersebut dibuka langsung Gubernur Sulut melalui Asisten III Gemmy Kawatu, yang turut dihadiri para bupati/wali kota di Sulut secara virtual.

Kesempatan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulut, Jenny Karouw melaporkan penyerapan fisik hingga posisi 1 Oktober 2021.

Menurutnya, penyerapan fisik masih rendah atau berada di posisi 30%. Ada lima daerah di Sulut yang penyerapannya masih rendah.

“Lima daerah tersebut yakni Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara,” bebernya.

Lanjut dia, untuk penyerapan dana desa rata-rata berada di angka 67%.

“Sementara penyerapan APBN 59,97%,” ungkapnya.

Sementara itu, Asisten III Gemmy Kawatu saat membacakan sambutan Gubernur Sulut mengapresiasi pelaksanaan Rakorev tersebut.

Dikatakannya, para peserta dalam rakorev merupakan bagian dari penanggulangan kemiskinan di Sulut.

“Ini dibuktikan, walaupun masih dilanda pandemi Covid-19, angka kemiskinan di Sulut paling rendah se Pulau Sulawesi,” jelasnya.

Lanjut dia, fenomena yang terjadi pandemi Covid-19 membuat peningkatan jumlah kemiskinan di daerah.

“Namun karena adanya program ODSK (Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan) dan inovasi-inovasi yang dihadirkan, angka kemiskinan Sulut justru menurun,” ujarnya.

Dibeberkannya, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan Sulut pada Bulan Maret 2021 mencapai 7,77%. Jika dibandingkan September 2020 menurun 0,01%.

Capaian tersebut, dimintakan untuk terus dipertahankan atau ditingkatkan.

“Apa yang kita torehkan ini karena semangat kita. Semoga ke depan semangat dan bersinergi terus dijalankan,” tandasnya. (rivco tololiu)