oleh Prakirawan/Forecaster Cuaca di Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Yogi Muhammad Andariwan, S.Tr.

Sejak tahun 1961, World Meteorological Organization (WMO), selaku induk organisasi yang berwenang untuk menangani cuaca, menetapkan bahwa setiap tahunnya pada tanggal 23 Maret diperingati sebagai Hari Meteorologi Dunia.

Adapun tujuan peringatan tersebut adalah untuk mengedukasi dan menyadarkan masyarakat umum tentang pentingnya informasi terkait cuaca. BMKG selaku organisasi yang berwenang untuk menangani cuaca pun turut serta dalam memeriahkan peringatan Hari Meteorologi Dunia pada tahun ini.

Aktivitas manusia sedikit banyak dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang terjadi. Mulai dari aktivitas dengan skala kecil seperti menjemur baju, hingga yang berskala besar seperti proyek pembangunan. Bahkan dengan skala tertentu fluktuasi kondisi cuaca dapat membahayakan keselamatan manusia.

Terlebih kita hidup di wilayah tropis yang tentu saja familiar dengan kejadian bencana yang melibatkan hujan, seperti banjir dan tanah longsor. Maka dari itu, kesadaran seluruh elemen masyarakat harus sadar akan pentingnya informasi cuaca.

Namun berdasarkan yang diamati dari masyarakat sekitar, kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi cuaca masih rendah. Masyarakat punya kecenderungan untuk kurang memprioritaskan informasi cuaca. Kesadaran yang rendah tersebut sedikit banyak dapat membahayakan keselamatan masyarakat itu sendiri, ketika terjadi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana alam.

Sejak awal tahun 2022, telah terjadi beberapa kali bencana alam hidrometeorologis yang terjadi di wilayah Sulawesi Utara. Bencana hidrometeorologis adalah bencana yang dipicu oleh terjadinya cuaca ekstrem, contoh bencana yang sering terjadi di Sulawesi Utara adalah banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Terhitung sejak awal tahun 2022, setidaknya terjadi tanah longsor 4 kali, banjir 4 kali dan banjir bandang 1 kali. Bencana-bencana tersebut adalah bencana yang sering terjadi, terutama di musim penghujan.

Peringatan Dini dan Aksi Dini

Pada peringatan Hari Meteorologi Dunia tahun 2022, WMO telah menetapkan tema yang diangkat adalah pentingnya informasi peringatan dini cuaca dan aksi dini untuk penanggulangan bencana alam.

Informasi peringatan dini cuaca tersebut bisa berupa prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem, sedangkan untuk aksi dini adalah aksi masyarakat yang dilakukan untuk bersiap menghadapi situasi terburuk saat terjadi cuaca ekstrem.

Tema tersebut diambil berdasarkan dua alasan, yang pertama adalah meningkatnya kasus cuaca ekstrem akibat pemanasan global, sehingga lama-kelamaan akan semakin banyak manusia yang merasakan dampaknya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan yang kedua adalah pada zaman sekarang tidaklah cukup jika masyarakat hanya bereaksi pada bencana alam, masyarakat harus aktif dan beraksi sejak dini untuk mengurangi dampak yang dirasakan dari terjadinya bencana.

Pemilihan tema tersebut merupakan upaya jemput bola dari WMO dan BMKG untuk mengedukasi dan membangun budaya di masyarakat agar lebih waspada akan bahayanya dampak yang dapat dirasakan dari cuaca ekstrim.

Harapannya, di tengah cuaca ekstrim yang diprediksi akan semakin sering terjadi, masyarakat dapat melakukan tindakan preventif untuk mengurangi dampak atau kerugian yang dirasakan.

Selain itu, WMO mendorong pembangunan sistem prakiraan berbasis dampak, yang sudah dimulai dikerjakan oleh BMKG sejak tahun lalu. Prakiraan berbasis dampak dibangun dengan memprakirakan dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Selain mempertimbangkan kondisi cuaca, prakiraan berbasis dampak juga mempertimbangkan prakiraan dampak yang dirasakan oleh masyarakat, baik keselamatan jiwa, kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi.