MANADO – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar masih terlihat di banyak daerah di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kondisi ini menuai keluhan dari banyak masyarakat, karena berdampak pada terhambatnya aktivitas atau kegiatan bisnis dan sebagainya.

Hal tersebut menjadi perhatian Gubernur Olly Dondokambey (OD) dengan meminta BPH Migas untuk menambah jatah kuota bagi daerah Nyiur Melambai.

“Bapak Gubernur Olly sudah menyurat ke BPH Migas, agar kuota solar untuk Sulut dapat ditambah,” kata Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sulut, Lukman Lapadengan, Kamis (14/4/2022).

Birokrat asal BMR ini menyebut, kelangkaan solar di Sulut karena adanya pengurangan kuota.

“Informasinya tahun 2020 lalu, kuota solar untuk Sulut sebanyak 147 Kiloliter (KL). Tapi sekarang kuota solarnya turun menjadi 143 KL,” ungkapnya.

Meski begitu, Lukman mengakui kelangkaan BBM jenis solar terjadi di semua daerah di Indonesia.

“Kelangkaannya bukan cuma di Sulut, tapi di semua daerah di Indonesia. Mungkin juga karena ada pengurangan kuota,” tuturnya.

Ia menilai, kebijakan pengurangan kuota solar untuk daerah karena faktor masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Tapi sekarangkan terlihat aktivitas ekonomi sudah mulai normal. Seperti di Sulut, pemulihan ekonomi berjalan baik karena bisnis dan proyek-proyek pembangunan terus berjalan di masa pandemi,” bebernya.

Menurutnya, konsumsi solar di Sulut bukan cuma dari kendaraan lokal saja, tetapi ada kendaraan dari luar daerah.

“Itu karena ekonomi sudah jalan. Contohnya, ada kendaraan truk dari Makassar dan Gorontalo yang membawa angkutan masuk ke Sulut. Pastinya mereka akan mampir mengisi BBM jenis solar di daerah ini,” paparnya.

Oleh karena itu, Lukman mengatakan, usulan penambahan kuota solar dari Gubernur Olly Dondokambey merupakan langkah yang tepat.

“Banyak sektor baik pertanian, perkebunan dan perikanan yang menjadi penggerak ekonomi sangat membutuhkan ketersediaan kuota solar yang memadai. Idealnya untuk Sulut jatah solarnya bisa ditambah menjadi 147 KL,” tandasnya. (rivco tololiu)