MANADO – Jasa Raharja bekerja sama dengan BerdayaBareng menghadirkan program ‘Merajut Harapan Bersama Jasa Raharja’ di Manado, Sulawesi Utara.
Program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat yang terdampak kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yaitu kelompok marginal termasuk pemuda, perempuan, dan penyandang disabilitas korban/keluarga lakalantas, dan/ rentan terhadap lakalantas.
Lewat kegiatan ini, Jasa Raharja dan BerdayaBering menggelar sejumlah pelatihan intensif yang fokus pada edukasi keselamatan lalu lintas, pemeriksaan kesehatan fisik dan mental, pengembangan kewirausahaan, literasi keuangan, digital, dan kepemimpinan untuk pemuda.
Manado merupakan salah satu daerah di Indonesia Timur dengan tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi. Banyak korban kecelakaan tidak hanya mengalami luka fisik, tetapi juga menghadapi tantangan ekonomi dan sosial yang serius.
Program “Merajut Harapan Bersama Jasa Raharja” hadir untuk mengatasi berbagai dampak yang dihadapi oleh kelompok rentan tersebut. Kurikulum program ini sepenuhnya dirancang oleh BerdayaBareng.
“Dalam pelatihan ini, sekira 110 peserta akan memperoleh keterampilan penting di tiga bidang utama: pengembangan kewirausahaan, literasi digital, dan kepemimpinan,” ucap Kepala Urusan ESG PT Jasa Raharja, Khawarid Pasaribu dalam pelatihan awal di Grand Whiz Megamas Manado, Rabu (18/9/2024).
“Ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam memberikan perlindungan yang berkelanjutan kepada masyarakat juga melalui inisiatif pelatihan yang dapat membantu peserta bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kemandirian,” jelasnya.
Dengan Merajut Harapan Bersama, Jasa Raharja dan BerdayaBareng berharap dapat menciptakan dampak nyata bagi masyarakat terdampak, membantu mereka menemukan harapan baru melalui pendidikan, pelatihan, dan dukungan yang berkelanjutan.
Adapun pada pelatihan ini diberikan sosialisasi pemahaman keselamatan berkendara bertujuan untuk menanamkan kesadaran mendalam mengenai praktik keselamatan di jalan raya, sehingga para peserta dapat turut mengurangi risiko kecelakaan di lingkungan mereka.
“Selain itu, mereka juga didorong untuk menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing, dengan menyebarluaskan pentingnya keselamatan berkendara,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan