MANADO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (BI Sulut) menggelar kegiatan halal bihalal pasca perayaan Idul Fitri 1446 H yang dirangkaikan dengan diseminasi outlook perekonomian pada Kamis (24/4/2025). 

Kegiatan bertemakan menjaga optimisme menuju Sulawesi Utara maju, sejahtera, dan berkelanjutan ini mengundang perwakilan stakeholder dari pemerintah daerah, kementerian dan lembaga, asosiasi, akademisi, pelaku usaha, dan media.

Kesempatan itu, Kepala Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko menyampaikan optimismenya akan pertumbuhan ekonomi Sulut di tahun 2025 ini.

“Pada tahun 2025, diprakirakan Sulut akan tumbuh di kisaran 5,1-6,1% dan 5,2-6,2% untuk tahun 2026,” tutur Andry dalam sambutannya.

Andry menyebut, pertumbuhan ekonomi Sulut akan didorong oleh tiga sektor yakni sektor perdagangan, pertanian, serta transportasi. 

“Berkenaan perubahan harga, pada bulan Maret 2025 terjadi inflasi dibandingkan bulan sebelumnya yang diakibatkan berakhirnya subsidi tarif listrik secara nasional disertai kenaikan harga komoditas cabai rawit dan tomat,” katanya. 

Meskipun demikian, Andry menyampaikan bahwa inflasi di Bumi Nyiur Melambai pada tahun ini bakal masih dalam sasaran target inflasi nasional. 

“Inflasi di Sulut pada tahun 2025 dan 2026 diprakirakan masih akan terjaga pada rentang 2,5% ± 1% seiring penguatan ekosistem pangan melalui Program Swasembada Pangan serta peningkatan ketahanan pangan strategis melalui rangkaian program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” jelasnya. 

Sementara, pada kesempatan yang sama, terdapat penyampaian pendapat dan insight yang disampaikan oleh Erwin Situmorang selaku Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulawesi Bagian Utara; Elvira Katuuk selaku Kepala Bappeda Sulut.

Kemudian Sahril Salim selaku Director of Sales & Marketing dari Hotel Four Points by Sheraton Manado; Donald Parayow dari PT. Hasjrat Abadi; dan Nikolas Fajar dari Universitas Negeri Manado. 

Pendapat yang disampaikan menyuarakan optimisme pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan ekonomi global. Upaya yang dapat dilakukan oleh masing-masing stakeholder dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Sulut dapat dilakukan melalui akselerasi investasi baik yang berasal dari PMA maupun PMDN. 

Adapun modal eksisting yang dimiliki juga perlu dioptimalisasi, utamanya pelabuhan dan bandar udara yang telah berskala internasional serta ketersediaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bitung dan Likupang. (*)