MANADO—Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) merupakan sebuah terobosan baru dari PLN untuk mendukung era industri kendaraan listrik dan energi yang ramah lingkungan.

Selain kendaraan listrik yang bisa melakukan pengisian ulang, SPLU juga diperuntukkan kepada pelanggan terutama para pedagang untuk mendapatkan akses listrik yang aman dan legal.

Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Manado, Andre Lengkong, mengenalkan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) kepada masyarakat. “SPLU ini merupakan jawaban akan kesiapan PLN dalam menyongsong era kendaraan listrik,” ujarnya, Selasa, 30/7/2019.

Dengan SPLU, pemilik kendaraan listrik dapat mengisi daya dengan mudah yakni hanya dengan mengisi token listrik saja dan langsung dapat digunakan.

Nantinya SPLU ini akan disebar ke beberapa lokasi. Di Manado sendiri, SPLU telah tersebar di beberapa pusat pusat keramaian seperti di Godbless Park dan Pasar 45. Masyarakat dan pedagang dapat mengakses listrik dengan mudah dan tidak menyalahi aturan.

Selain itu, menyambut era yang serba ‘berlistrik’ ini, Lengkong turut mengajak seluruh masyarakat untuk beralih menggunakan kompor listrik. Disamping penggunaannya yang praktis, memasak menggunakan kompor listrik juga lebih cepat, praktis dan hemat dibanding menggunakan kompor gas .”Ayo segera pakai kompor listrik,” ajaknya.

Dilansir dari sindonews.com,  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, meminta PLN untuk menambah Stasiun Pengisian Listrik Umum, untuk mendukung kehadiran armada taksi listrik dari Bluebird.

“Saya minta SPLU diperbanyak, dari sebelumnya ada 1.600 SPLU menjadi paling tidak 2.000 SPLU di tahun ini di Jabodetabek. Jadi mempermudah dan mempercepat charging. Dengan kapasitas 40 kV, bisa 25 menit untuk satu mobil. Kalau mobilnya banyak bisa lama,” ujar Jonan saat menghadiri peluncuran taksi listrik Bluebird di Jakarta, Senin (22/4/2019).

Jonan menuturkan penambahan SPLU ini juga sejalan dengan program PLN. Apabila charging dari jam 22.00 WIB sampai 06.00 WIB ada diskon hingga 30%.

“Lumayan kan? Mobil listrik memang mahal tapi biaya energinya murah, Rp1.467 per kWh. Kalau dikonversi ke biaya bahan bakar, ya kira-kira 40% dari premium,” tutur dia.

Oleh karena itu, lanjut Jonan, pihaknya mendukung dengan adanya mobil tenaga listrik Bluebird. Karena membantu mengurangi polusi udara dan ramah lingkungan.

“Untuk mobil tenaga listrik Bluebird ini, bea masuk tak ada, PPNBm sudah 0 kan, listrik sekitar seribuan rupiah per kWh. Ya artinya 40% dari premium, lebih hemat,” tandasnya. (stenly sajow)