MANADO— Bank Indonesia (BI) bersama TNI Angkatan Laut (AL) menggelar program kas keliling di pulau terdepan, terluar, dan terbelakang (3T) di Sulawesi Utara (Sulut).

Program kas keliling tersebut menggunakan KRI Sultan Nuku milik TNI AL. Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan, BI berupaya untuk menjamin tersedianya uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, pecahan yang sesuai, tepat waktu, dalam kondisi yang layak edar dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Salah satunya dengan program kas keliling. “Program ini  akan dilakukan selama beberapa hari, karena lokasinya yang cukup berjauhan,” ujar Arbonas, Selasa, 8/10/2019,

Dia mengatakan saat ini tim kas keliling 3T di Sulut, telah berangkat melalui Pelabuhan Bitung. Hal itu guna mempermudah masyarakat di wilayah  3T memperoleh uang layak edar.

Dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan cakupan wilayah maritim yang cukup luas, khususnya Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terdapat daerah-daerah kepulauan yang sulit dijangkau dengan moda transportasi umum yang tersedia.

Sehingga, katanya, rupiah di wilayah 3T khususnya kepulauan terdapat uang rupiah dengan kondisi sebagian besar lusuh atau tidak layak edar, terutama uang pecahan kecil.

Hal ini disebabkan terbatasnya jangkauan layanan perbankan setempat dan kendala sarana transportasi umum untuk melakukan distribusi uang ke daerah tersebut, masih banyak masyarakat di Kepulauan Sulawesi Utara belum mengenal uang Rupiah Tahun Emisi 2016 (TE 16) yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada 19 Desember 2016.

Dan, masyarakat setempat belum sepenuhnya memahami ciri-ciri keaslian uang rupiah, dan tata cara memperlakukan uang rupiah dengan baik sehingga berpotensi beredarnya uang yang diragukan keasliannya. Adanya kabar tentang penggunaan mata uang asing untuk bertransaksi di pulau-pulau terluar tersebut. (stenly sajow)