Di era teknologi saat ini, digitalisasi memiliki peran kunci dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pasca pandemi.

Digitalisasi terutama dalam pola perdagangan dan transaksi pembayaran menunjukkan perkembangan yang signifikan pasca pandemi.

Salah satu sistem pembayaran digital yang kini semakin diminati dan digunakan masyarakat sejak pandemi adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

QRIS merupakan standarisasi pembayaran menggunakan kode QR atau kode barcode. Dengan menggunakan QRIS, pembeli tinggal melakukan scan barcode yang ada di outlet bisnis.

Keuntungan yang ditawarkan oleh sistem pembayaran non-tunai ini adalah kemudahan, keamanan, dan kepraktisan karena masyarakat cukup menggunakan smartphone-nya aja untuk bertransaksi.

Sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada HUT Republik Indonesia ke-74 tahun 2019 lalu, QRIS terus berinovasi dan makin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

Mudahkan Penjual

Manfaat QRIS begitu dirasakan Riska, seorang kasir di restoran Teras Makan 31 yang berlokasi di Jalan Raya Politeknik, Kelurahan Kairagi Dua, Kecamatan Mapanget, Kota Manado.

Riska mengatakan, dengan hadirnya QRIS di rumah makan tempatnya bekerja, transaksi menjadi lebih cepat, mudah, serta aman.

Dirinya cukup mengarahkan pembeli kepada kode QRIS yang telah di-print dan pembayaran bisa langsung dilakukan pembeli.

Riska pun bisa melihat langsung apakah uang dari pembeli telah masuk ke rekening rumah makan melalui aplikasi yang ada di smartphone-nya.

Di aplikasi tersebut, semua riwayat dari pembeli tercatat dengan lengkap, mulai dari nominal, waktu pembayaran, hingga bank atau dompet digital apa yang digunakan pembeli.

Selain itu, QRIS membuat dirinya tak perlu repot-repot lagi mencari uang kembalian.

“Kalau saya sudah melihat uangnya masuk ke rekening, saya tinggal meneruskan pesanan kepada juru masak,” tutur Riska, Jumat (30/8/2024).

Ia menyebut, QRIS juga memudahkan para pelanggan setia dalam bertransaksi, apalagi mereka yang bertransaksi dalam jumlah besar.

Kata Riska, ada salah satu pelanggan yang setiap hari kerja pasti memesan puluhan paket ayam lalapan maupun paket ikan mujair.

Pelanggan itu membeli kedua paket makanan tersebut untuk diberikan kepada para karyawan sebagai menu makan siang.

Pelanggan tersebut menghubungi perempuan berusia 23 tahun itu melalui nomor Whatsapp dari rumah makan.

“Biasanya pelanggan tersebut chat mau pesan berapa paket, lalu saya balas dengan mengirimkan nominal pembayaran serta kode QRIS. Nggak ribet, nggak perlu lagi kirim nomor rekening,” jelasnya.

Setelah melakukan pembayaran dan pesanan sudah siap, Riska tinggal menunggu pelanggan tersebut mengambil pesanannya di rumah makan.

Disisi lain, Riska menyampaikan bahwa QRIS memudahkan dirinya memantau aktivitas transaksi. QRIS juga membuat dirinya tak perlu takut dengan peredaran uang palsu.

Mudahkan Pembeli Bertransaksi

Selain memudahkan penjual, QRIS juga memudahkan pembeli dalam bertransaksi. Seperti yang dirasakan Maria, warga Sario, Kota Manado yang tinggal di dekat SMA Negeri 1 Manado.

Maria menyebut, di dekat tempatnya tinggal terdapat area bisnis yang bernama Flamboyan. Di situ terdapat berbagai jajanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Berbagai olahan makanan dan minuman ada di Flamboyan, mulai dari makanan ringan, makanan berat, hingga minuman bersoda dan kopi ada di tempat tersebut.

Kata Maria, setiap bertransaksi di Flamboyan, dirinya selalu menggunakan QRIS. Sistem pembayaran tersebut membuatnya jarang membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak.

“Biasanya saya hanya bawa uang Rp2.000 sampai Rp10.000 untuk bayar parkir. Selebihnya saya membayar belanjaan menggunakan QRIS,” tuturnya.

Menurut Maria, dengan QRIS dirinya tak perlu repot-repot membawa dompet yang berisi uang tunai maupun kartu debit. Ia cukup membawa smartphone miliknya.

“Saya tinggal scan QRIS dan bayar dari aplikasi mobile banking yang ada di handphone saya,” ungkap perempuan yang masih menempuh pendidikan di Universitas Sam Ratulangi Manado itu.

Wanita berumur 20 tahun itu pun mengaku, dengan membayar menggunakan QRIS dirinya bisa melihat catatan transaksi pengeluaran dalam sebulan. “Pengeluaran bisa lebih terkontrol,” terangnya.

Terus Disosialisasikan

Bank Indonesia melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (KPw BI Sulut) terus mensosialisasikan QRIS kepada masyarakat.

Beragam event dan acara dilaksanakan BI Sulut untuk membuat masyarakat semakin mengenal apa itu QRIS.

Terbaru, BI Sulut menggelar Urban Economy Digifest Sulawesi Utara 2024 pada 19 – 20 Juli 2024. Dalam event tersebut, KPw BI Sulut menghadirkan bintang tamu Justy Aldrin dan Nadin Amizah.

Menariknya, untuk masuk ke dalam acara ini penonton hanya perlu meng-scan QRIS dan membayar Rp71 saja. Hal ini membuat puluhan ribu anak muda Kota Manado memenuhi acara tersebut.

Selain menghadirkan artis kenamaan, dalam acara tersebut BI Sulut juga menghadirkan stand makanan dari UMKM. Para UMKM ini pun hanya menerima pembayaran menggunakan QRIS.

Tak hanya melalui berbagai event, BI Sulut juga menggandeng pemerintah daerah (Pemda) se-Sulawesi Utara untuk menghadirkan QRIS di tempat-tempat publik seperti pasar, rumah sakit, hingga pembayaran iuran.

Di pasar, QRIS digunakan para pembeli dan penjual untuk bertransaksi jual beli. QRIS pun digunakan untuk membayar parkir saat pembeli keluar dari lokasi pasar.

Selain memudahkan dalam transaksi, penggunaan QRIS juga ikut mendorong perekonomian dan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemda di Sulawesi Utara.

Teranyar dalam kegiatan North Sulawesi Investment Forum (NSIF) dan Kawanua Digital Implementation (Digitation) 2024 pada Jumat (9/8/2024), BI Sulut meluncurkan kerjasama dengan Pemda terkait penggunaan QRIS.

Pada kegiatan tersebut dilaksanakan peluncuran digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS pada retribusi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) di Kota Bitung dan pembayaran sewa rusunawa di Kota Manado.

“Ini langkah-langkah yang kita lakukan untuk mengajak masyarakat semakin aware (sadar) terhadap QRIS, serta mendorong transaksi pembayaran non-tunai,” sebut Kepala Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko.

Andry menyampaikan, pihaknya terus mendorong digitalisasi agar terciptanya proses bisnis yang efisien dan akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

Akselerasi digital, salah satunya dengan QRIS, diyakini akan membantu peningkatan PAD yang berujung pada tumbuhnya perekonomian daerah.

Pengguna dan Merchant Lampaui Target

Penggunaan sistem pembayaran QRIS tercatat melampaui target, hingga berkontribusi pada roda perekonomian Sulawesi Utara.

Bank Indonesia mencatat periode Januari hingga Juni 2024, pengguna QRIS di Sulut telah mencapai 431.548 pengguna. Angka ini melampaui target 101.567 pengguna.

Sementara itu dari sisi volume transaksi, penggunaan QRIS di Sulut telah mencapai 8.445.493 transaksi dari target sebesar 5.480.815 transaksi.

“Pencapaian target pengguna dan volume transaksi QRIS di Sulawesi Utara sangat baik, bahkan melampaui target di 2024,” ucap Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta dalam kegiatan North Sulawesi Investment Forum (NSIF) dan Kawanua Digital Implementation (Digitation) 2024, Jumat (9/8/2024).

Kata dia, BI juga mencatat dari Januari sampai Juni 2024 total nominal transaksi QRIS di Bumi Nyiur Melambai mencapai Rp1,030 Triliun.

Adapun total merchants QRIS di Sulut mencapai 280.129 merchants dengan merchants terbanyak berasal dari Kota Manado yakni mencapai 119.816 merchants.

“Pencapaian ini patut kita apresiasi bersama. Ini semua berkat dukungan semua pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara,” ujar Filianingsih.