Ilustrasi. (Ist)

RATAHAN– Konstalasi Politik memasuki hari H pemungutan dan perhitungan suara Pemilihan Kepala Daerah kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) Rabu, 27 Juni 2018, kian memanas. Di luar dugaan, Pilkada yang justru hanya diikuti satu pasangan calon bupati dan wakil bupati, marak dengan isu dugaan politik uang yang dilakukan oleh kelompok pendukung kolom kosong. Isu ini santer sejak memasuki H-2 hingga Selasa sehari sebelum proses pencoblosan. Sejumlah masyarakat di beberapa wilayah mengakui sempat didatangi sejumlah orang yang mendata dan mengiming imingi warga dengan sejumlah uang jika memilih kelompok kolom kosong.  Kondisi ini tak ditampik Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam).

Devie Pondaag, selaku ketua Panwascam Tombatu Timur mengakui jika pihaknya sempat menerima sejumlah aduan terkait hal tersebut. Hanya saja aduan tersebut belum bersifat resmi karena hanya dilakukan via SMS dengan identitas pelapor yang belum mau menyebutkan namanya. “Di wilayah kita memang sempat marak dengan isu ini. Sedang kita telusuri kebenarannya dan pada masa tenang ini kita terus melakukan giat patroli,” terangnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Panwascam Tombatu Utara Deni Tambariji. Menurut dia, isu ini santer di kalangan masyarakat. Hanya saja, hingga tadi malam, pihaknya belum mendapati secara langsung ataupun menerima laporan resmi. “Pada masa tenang ini kami diperintahkan untuk giat patroli. Sudah kami ingatkan dan sosialisasikan ke masyarakat. Jika kemudian ini tetap terjadi, maka sanksi hukumnya adalah pidana bagi pemberi dan penerima,” ujarnya. Sementara Divisi Hubungan antar lembaga dan pencegahan, Dolly Van Gobel dalam konfirmasinya menegaskan jika pihaknya tegas dan tidak berkompromi jika didapati adanya politik uang. Terkait dengan isu maraknya politik uang, dia memastikan masih sebatas isu.

“Sejak dua hari terakhir di masa tenang, kami terus berkoordinasi dengan jajaran di kecamatan hingga desa. Kami perintahkan untuk tidak lengah. Kami juga sangat berharap bagi masyarakat yang melihat ataupun mendapati tindakan politik uang, untuk dilaporkan,” tegasnya. Sementara itu, di pihak lain, calon bupati James Sumendap berharap agara pihak Panwas bisa tegas soal pelanggaran politik uang. Sebagai pasangan calon tunggal, sejak awal dia berkomitmen untuk tidak melakukan  politik uang. “Saya ingin mengubah paradigma di masyarakat. Pilkada kali ini saya berharap menjadi momentum untuk mewujudkan Pilkada tanpa politik uang. Saya ingin ke depan orang kecil juga bisa menjadi pemimpin. Jadi saya harap Panwas tegas jika mendapati adanya praktik tersebut,” ujarnya. (marvel pandaleke/cr)