
RATAHAN– Mujiono Riberio, warga transmigran asal Nusa Tenggara Timur (NTT) tak kuasa menahan tangis. Pria berabut ikal ini merasa haru bersua sekaligus menyampaikan unek-uneknya kepada wakil rakyat asal NTT yang melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di Desa Wioi Timur, Kecamatan Ratahan Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) Sabtu (4/8).
Bagi Mujiono, kesempatan tersebut tak sekadar berjumpa dengan para pejabat teras asal NTT, namun juga mengingatkan mereka terhadap tanah kelahiran mereka yang telah ditinggalkan. “Ketemu sama bapa-bapa dari NTT, saya jadi ingat kampung halaman,” ungkapnya dengan nada senduh. Kata dia, menjalani kehidupan sebagai warga transmigran banyak suka dukanya. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru serta budaya dan kultur masyarakat lokal.
“Tapi puji Tuhan sekarang sudah lebih baik dari pada awal kedatangan kami di sini,” ujar Mujiono. Dia menuturkan, warga NTT di desa transmigran kini bisa melakoni mata pencaharian sebagai pemasak gula. Kegiatan tersebut sebagaimana banyak dilakoni warga lokal. “Kami juga berkebun di lahan garapan yabg diberikan. Hanya saja memang belum semua warga mendapat pembagian merata. Tinggal itu saja yang kami ingin pemerintah memperhatikan,” timpalnya.
Sementara, Ketua Komisi V DPRD Provinsi NTT Jimmi Sianto sebagai pimpinan rombongan mengaku lega dengan keberadaan warganya di lokasi transmigran. Dia tak menampik jika awal kedatangannya pertama kali, banyak keluhan yang disuarakan. “Jadi sekarang sudah ada fasilitas jalan, listrik dan lain lain. Warga NTT disini juga harus bisa mandiri. Kalau beruntung bisa dapat pacar orang lokal,” ujarnya sembari bercanda. Dia pun berharap agar warganya bisa menjaga kebersamaan baik dengan sesama warga NTT, maupun dengan warga lainnya di lokasi transmigran. “Jadi kalau sudah tinggal satu kampung, sudah sama seperti sudara sendiri. Nanti kalau mau pulang lihat kampung halaman, harus berhasil dulu,” ujar politis Hanura ini dengan dialeg khas warga timur Indonesia. Dalam kunjungan kerja ini, ikut hadir sekretaris komisi V Ismail Samau (PAN) anggota komisi V Maximilanus Adipati Pari (Demokrat), Aulora Modok (PDI-P), Winston Rondo (Demokrat), Anselmus Talo (Demokrat), Anwar Hajral (PKS). (marvel pandaleke/cr)
Tinggalkan Balasan